Suara.com - Pertemuan kedua pertandingan persahabatan antara Timnas Indonesia Wanita kontra Thailand kembali digelar Rabu (30/5/2018) di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan.
Meski sempat dibenamkan tim gajah putih dengan skor telak 0 -13 dalam laga pertama uji coba internasional, Minggu (27/5/2018), di pertemuan kedua nanti, tim merah putih dipastikan bermain tanpa beban.
Pelatih Timnas Wanita Indonesia Satia Bagdja menilai jika permainan Indonesia dengan Thailand beda kelas. Meski tampil di kandang membuat Susi Susanti dan rekan-rekan tidak dapat berbuat banyak.
Baca Juga: Meksiko Gagal Taklukkan Wales di Laga Persahabatan
"Kita tetap menginstruksikan kepada anak-anak untuk bermain lepas dan tampil lebih baik. Setidaknya dapat meminimalisir kesalahan pada laga kedua ini. Secara kelas, kita sangat jauh. Kita kalah di segala lini, mulai dari passing, visi permainan dan penempatan posisi," katanya di Palembang, Selasa (29/5/2018).
Menurutnya, kekalahan di laga pertama merupakan pembelajaran yang sangat berharga bagi Indonesia. Mengingat sejak 28 laga uji coba sebelumnya, skuat Merah Putih tidak pernah menghadapi lawan sepadan, atau yang memiliki kualitas di atas Indonesia.
"Secara Thailand memiliki skill dengan teknik tinggi, sementara tim lokal yang kita hadapi sebelumnya jauh di bawah Thailand," ungkap Satia.
Mantan asisten pelatih Sriwijaya FC ini berharap timnya tidak lagi menjadi bulan-bulan Thailand di laga uji coba kedua. Setidaknya, timnas Indonesia dapat lebih mengimbangi permainan Thailand.
"Uji coba menghadapi Thailand sangat penting untuk persiapan menghadapi Piala AFF dan Asian Games 2018. Karena dari pertandingan ini kita dapat mengukur sejauh mana kekuatan tim dalam menghadapi dua turnamen besar," jelasnya.
Baca Juga: Densus 88 Geledah Rumah Terduga Jaringan Teroris di Tasikmalaya
Di uji coba kedua kontra Thailand, Satia tidak akan melakukan rotasi pemain secara keseluruhan, dan tetap menurunkan 75 persen formasi awal.
"Biarkan mereka (tim) belajar. Kalau kita rotasi, mereka tidak belajar. Termasuk kalau kita ganti semua," pungkasnya. [Andhiko Tungga Alam]