Suara.com - Berakhirnya rezim Arsene Wenger menuai harapan baru bagi klub kota London, Arsenal. Gaya bermain monoton yang dipertontonkan selama 22 tahun di era Wenger, akan segera berganti dengan permainan dinamis ala pelatih asal Spanyol, Unai Emery.
Rabu (23/5/2018), Emery resmi ditunjuk sebagai pengganti Wenger. Dilansir dari laman resmi klub, Emery meneken kontrak berdurasi dua tahun bersama The Gunners.
"Saya senang bisa bergabung dengan salah satu dari klub besar dalam sepakbola. Arsenal dikenal dan dicintai di seluruh dunia karena gaya permainan, komitmen pada pemain muda, stadion fantastis, dan cara klub ini dijalankan," ujar Emery seperti dilansir laman resmi klub.
"Saya sangat bersemangat untuk mengemban tanggung jawab memulai babak baru dalam sejarah Arsenal," sambung juru taktik berusia 46 tahun asal Spanyol tersebut.
Baca Juga: Fadli Zon Akui Prabowo Bertamu ke Rumah Anwar Ibrahim di Malaysia
Kehadiran Emery di Emirates Stadium tentunya diharapkan mampu mengantar Arsenal menapaki kejayaan di liga domestik dan Eropa yang sudah sangat dirindukan The Gooners, julukan fans Arsenal.
Filosofi sepak bola menyerang ala Emery yang dinamis diharapkan mampu mengubah permainan pragmatis The Gunners yang sudah bertahan lebih dari dua dekade. Permainan yang diharapkan mampu membawa Arsenal berjaya di Eropa seperti halnya Sevilla dan PSG di kancah domestik ketika diasuh Emery.
Hattrick bersama Sevilla di Liga Europa
Melirik beberapa tahun ke belakang, tidak bisa dipungkiri jika Sevilla adalah klub di mana nama Emery sebagai pelatih mulai meroket. Nama yang kala itu diperhitungkan oleh sejumlah pelatih-pelatih papan atas dunia seperti Josep Guardiola kala menukangi Barcelona dan Jose Mourinho saat mengarsiteki Real Madrid.
Baca Juga: Usai Periksa Faizal Assegaf, Polisi Akan Panggil Elite PKS
Emery merapat ke Sevilla pada 14 Januari 2013. Tepatnya di pertengahan musim 2012/13, menggantikan Jose Miguel Gonzalez Martin del Campo yang dipecat.
Singkat kata, kehadiran Emery di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan seakan menjadi berkah klub asal Andalusia. Selama ditukangi pelatih kelahiran Hondarribia, Spanyol, Sevilla menjadi langganan penghuni lima besar di klasemen La Liga. Posisi yang membawanya ke kompetisi kasta kedua Eropa, Liga Europa.
Di ajang tersebut, nama Emery semakin harum. Tiga gelar diborongnya secara beruntun di musim 2013/14, 2014/15 dan 2015/16. Sejumlah pemain pelapis Sevilla pun meroket di bawah asuhannya kala itu. Diantaranya adalah Ivan Rakitic yang kini berseragam Barcelona dan Kevin Gameiro yang kini menjadi milik Atletico Madrid.
Hidup baru di kota Mode
Hattrick Liga Europa, membuat banyak klub melirik Emery, salah satunya adalah klub raksasa Prancis Paris Saint-Germain (PSG). Pada 28 Juni 2016 Emery pun resmi memulai hidup baru di kota Paris dan memulai kariernya bersama Les Parisiens.
Emery yang ditunjuk menggantikan Laurent Blanc, meneken kontrak berdurasi dua tahun. Beban yang diletakkan dipundaknya pun tidak tanggung-tanggung, yaitu mempertahankan dominasi PSG di kancah domestik dan menjuarai Liga Champions, trofi yang sangat didambakan oleh presiden klub Nasser Al Khelaifi.
Di musim pertamanya bersama PSG, Emery harus membentuk kembali tim sepeninggal bomber andalan mereka, Zlatan Ibrahimovic. Di musim 2016/17, Emery yang mengandalkan Edinson Cavani di lini depan gagal mempertahankan gelar Ligue 1. AS Monaco yang unggul delapan poin di akhir musim, berhasil mengakhiri dominasi PSG di kompetisi kasta tertinggi Prancis.
Gelar juara bertahan yang dipegang PSG selama empat musim berturut-turut, sejak era Carlo Ancelotti hingga Laurent Blanc, lepas di musim pertama Emery.
Kegagalan di Liga Champions dan hilangnya dukungan para pemain
Di musim keduanya bersama PSG, Emery mendapat dukungan luar biasa dari manajemen klub yang memenuhi permintaannya mendatangkan sejumlah pemain papan atas. Termasuk Neymar yang digondol dari Barcelona dengan nilai transfer fantastis 222 juta euro. Angka yang menjadikannya sebagai pemain termahal di dunia.
Kehadiran Neymar memang berhasil menambah ketajaman PSG. Namun tak mampu memenuhi ambisi sang owner, Nasser Al Khelaifi, untuk membawa PSG berjaya di Eropa dengan memenangkan Liga Champions.
PSG yang tampil gemilang di Grup B dengan menorehkan 15 poin, tersingkir di babak 16 besar. Adalah Real Madrid yang menyingkirkan PSG dengan agregat telak 5-2.
Sejumlah pemain, termasuk Neymar, kabarnya menyalahkan Emery atas kekalahan itu. Keputusan Emery mengandalkan serangan balik dan takut bermain terbuka, disayangkan oleh para pemainnya.
Gagalnya PSG di Liga Champions, membuat Emery semakin terpojok. Meski di akhir musim 2017/18 Emery berhasil mengembalikan gelar Ligue 1, Khelaifi sudah kadung kecewa dan memutuskan tidak memperpanjang kontrak juru taktik asal Spanyol itu.
Misi berat di Emirates Stadium
Dengan prestasi dan pengalaman segudang, Emery tak butuh waktu lama untuk mendapatkan klub baru. Sebelum musim 2017/18 resmi berakhir, Arsenal sudah datang meminang dan kini Emery sudah sah menjadi juru taktik The Gunners.
Bak sebuah negara yang ditinggalkan oleh penguasa yang telah memimpin selama beberapa dekade, tugas berat menanti pelatih berusia 46 tahun itu. Kehadirannya, sudah pasti diharapkan mampu mengangkat derajat Arsenal tak hanya di kancah domestik, tapi juga Eropa.
Hal pertama yang mungkin dilakukan Emery adalah mengubah permainan pragmatis minim variasi yang selama ini dipertontonkan Wenger dengan formasi andalannya 4-2-3-1.
Namun mengubahnya ke formasi 4-3-3, seperti yang biasa diterapkan Emery bersama PSG, tentu tidak akan mudah. Karena sudah pasti Emery, yang dikenal cerewet akan hal detail di setiap pertandingan, membutuhkan sejumlah penyerang lincah yang mampu bermain dengan mobilitas tinggi.
Sedangkan materi pemain yang dimiliki Arsenal saat ini, bisa dikatakan kurang memadai atau mungkin tidak cocok dengan gaya permainan yang akan diterapkan sang juru taktik.
Tapi, tidak menutup kemungkinan Emery menahan diri untuk melakukan perombakan besar-besaran, mengingat selama ini Arsenal merupakan klub kikir yang enggan menggelontorkan dana besar untuk membeli pemain. Dengan kata lain, Emery akan memanfaatkan materi pemain yang ada. Seperti yang dilakukannya saat pertama kali merapat ke Sevilla pada Januari 2013 silam.