Suara.com - Dua musim membesut Manchester City, Josep Guardiola akhirnya berhasil mempersembahkan trofi Liga Inggris. Seperti diketahui, Guardiola yang sempat gagal mempersembahkan trofi Liga Inggris di musim 2016/17, musim ini sukses menggondol trofi liga termahal di dunia ke Etihad Stadium.
Atas keberhasilannya itu, lelaki yang akrab disapa Pep, diganjar penghargaan oleh Asosiasi Liga Manajer (LMA). Yaitu didaulat sebagai manajer terbaik di Liga Inggris musim 2017/18.
Dua musim membentuk Manchester City dengan gaya bermain menawan memang tidak mudah. Sejumlah keputusan, terkadang memicu pro dan kontra, harus diambil lelaki asal Spanyol itu. Termasuk membeli dan membuang pemain.
Baca Juga: Pasar Tradisional Klaim Bahan Pokok Cukup untuk Kebutuhan Ramadan
Salah satu pemain yang menjadi korban filosofi sepak bola yang diterapkan Pep adalah penjaga gawang utama The Citizens, Joe Hart. Hart yang turut mengantar City menjuarai Liga Inggris di musim 2011/12 dan 2013/14, dibuang dari Etihad Stadium sejak Pep menggantikan Manuel Pellegrini.
Hart yang dinilai Pep memiliki kelemahan dalam mengantisipasi bola-bola bawah, dipinjamkan ke Torino di tahun 2016. Hingga di awal musim 2017/18 Hart kembali ke Liga Inggris bersama West Ham United.
Membuang Hart, Pep mendatangkan Claudio Bravo dari Barcelona. Meski pada akhirnya Willy Caballero yang bisa memuaskan keinginan Pep di musim 2017/18.
Dua tahun membuang Hart, Pep baru-baru ini menumpahkan isi hatinya soal penjaga gawang asal Inggris itu. Menurut mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munich, membuang Hart adalah keputusan terberat yang pernah diambil Pep sejak datang ke Etihad Stadium.
Baca Juga: Ramadan Tiba, Pemprov DKI Umumkan Lepas Saham di Perusahaan Bir
"Sulit, karena mereka adalah manusia dan mereka telah bersama-sama sekian tahun dengan hubungan yang sangat harmonis. Tapi kami harus melakukannya," kata Pep seperti dikutip Sky Sports.