Suara.com - Pelatih Borneo FC Dejan Antonic angkat bicara terkait ricuhnya laga Arema FC melawan Persib Bandung yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada Minggu (15/4/2018). Menurutnya, semua pihak harus malu atas insiden tersebut.
Pertandingan antara Arema dan Persib harus berhenti di penghujung laga lantaran Aremania --suporter Arema FC-- merangsek ke lapangan.
Akibat insiden memalukan tersebut banyak pihak yang menjadi korban, salah satunya Pelatih Persib Bandung Roberto Carlos Mario Gomez. Ia harus menjalani mengalami luka di bagian kepala.
Menanggapi hal itu, Pelatih Borneo FC Dejan Antonic mengatakan, semua pihak harus malu atas kejadian tersebut. Sebab, aksi kekerasan yang kerap terjadi di lapangan berpotensi mencoreng sepak bola Indonesia di mata Dunia.
Baca Juga: Lawan Persib, Borneo FC Targetkan Minimal Raih Satu Poin
"Saya pikir semua orang harus malu dari game kemarin, kita harus malu karena jika orang orang Eropa, dunia melihat hal seperti ini (kericuhan), saya takut orang bisa lihat sepak bola Indonesia dengan cara berbeda," ujar Dejan Antonic kepada Suara.com usai menggelar latihan di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta.
Lebih lanjut, peracik taktik asal Serbia itu sangat menyayangkan aksi kekerasan yang dilakukan Aremania. Dia menilai, sebenarnya sepak bola Indonesia bisa semakin maju asalkan aksi-aksi tak suportif dapat dibuang jauh-jauh.
"Menurut saya sepak bola Indonesia sudah mulai maju, situasi kemarin kita harus cepat-cepat keluarkan dari sepakbola Indonesia," kata Dejan.
Dejan pun meminta sepak bola Indonesia untuk meniru liga-liga eropa yang berani memberi sanksi berat bagi para pelaku kericuhan. Menurutnya, tindakan tegas akan meminimalisir aksi-aksi yang bisa merugikan banyak pihak.
Baca Juga: Wah! Legenda Mesir Sarankan Mohamed Salah Gabung Real Madrid
"Seperti yang kemarin jangan sampai kita beri kesempatan orang untuk bikin rusuh, harus ada skorsing, hukuman dan menurut saya harus sama seperti di (kompetisi) Eropa, harus dihukum berat untuk orang yang bikin rusuh," pungkasnya.