Suara.com - Pelatih Kepala Persib Bandung Roberto Carlos Mario Gomez tidak senang dengan insiden kerusuhan dalam pertandingan Arema FC kontra Persib di stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (15/4/2018), malam.
Dalam pertandingan itu, sejumlah suporter Arema, tumpah ruah turun ke lapangan dan pertandingan pun terpaksa harus dihentikan lantaran kerusuhan itu.
"Itu tidak cukup bagus tapi tidak masalah, masalahnya kami tidak suka kekerasan karena ini sepak bola," kata Gomez saat ditemui di bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Senin (16/4/2018).
Gomez menjadi korban pelemparan oknum suporter Arema dalam laga itu. Tampak, pelipis pelatih berpaspor Argentina itu terluka dan mengeluarkan darah. Dia mengaku tidak ada korban lagi dari kubu Persib dalam pertandingan itu.
"Tidak (ada korban lagi), karena kami bisa cepat meninggalkan lapangan," jelasnya.
Menurutnya, mendapatkan luka akibat terkena lemparan oknum suporter menjadi pengalaman pertama bagi Gomez selama menjalani karirnya di dunia kepelatihan sepak bola. Namun, Gomez menilai tidak menjadi masalah akan insiden yang merugikan dirinya.
Disinggung apakah akan melaporkan kejadian itu ke federasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA), Gomez menyerahkan masalah itu kepada manajemen Persib. Menurutnya, urusan lapor melaporkan bukan tanggung jawab dia, dan tugas Gomez hanya mempersiapkan anak asuhnya menjalani pertandingan selanjutnya di Liga 1.
"Ini tugas dari klub, mereka yang harus bicara dengan federasi atau pihak lain. Tapi bagi kami lebih penting untuk melakukan persiapan menghadapi laga berikutnya. Mungkin manajemen kami harus bicara dengan federasi soal kejadian ini," tuturnya.
Dalam laga itu, Persib berhasil menahan imbang Singo Edan dengan skor 2-2 saat pertandingan menyisakan waktu sekitar satu menit lagi. Namun, akibat kerusuhan yang terjadi walhasil wasit pemimpin laga pun menghentikan pertandingan.