5 Laga "Comeback" Liga Champions yang Tak Terlupakan

Syaiful Rachman Suara.Com
Rabu, 11 April 2018 | 12:27 WIB
5 Laga "Comeback" Liga Champions yang Tak Terlupakan
Kolase foto laga-laga comeback Liga Champions [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tidak bisa dipungkiri jika keberhasilan AS Roma membalikkan situasi sekaligus menyingkirkan Barcelona dari perempat final Liga Champions adalah momen terbaik di Liga Champions musim ini.

Mengantongi defisit tiga gol usai dicukur Barcelona di leg pertama dengan skor 4-1 di Camp Nou, Roma membuat kejutan dengan membalikkan keadaan lewat tiga gol dari Edin Dzeko, Daniele De Rossi dan Konstantinos Manolas.

Dengan agregat 4-4, Roma yang mencuri satu gol dari Camp Nou pun berhak atas satu tiket ke babak semifinal.

Para pemain AS Roma menyapa fans usai menyingkirkan Barcelona di perempat final Liga Champions [AFP]

Akan tetapi Roma bukanlah klub pertama yang berhasil menciptakan momen indah di kompetisi kasta tertinggi benua Eropa. Selain Roma, ada beberapa klub yang juga berhasil membalikkan situasi. Beberapa diantaranya bahkan berlangsung dramatis.

Berikut lima laga comeback yang pernah mewarnai gelaran Liga Champions.

PSG mengalahkan Barcelona di leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2016/17 di Parc de Princes [AFP]

1. Barcelona 6-1 PSG (agregat 6-5), 2017

Para pemain Barcelona saat ini mungkin merasakan apa yang dirasakan para penggawa PSG musim lalu. Seperti diketahui, di babak 16 besar musim lalu Barcelona menyihir jagad sepak bola lewat kemenangan gemilang atas wakil Prancis di babak 16 besar Liga Champions.

Saat itu, di leg pertama Barcelona dihabisi PSG di Parc des Princes dengan empat gol tanpa balas. Barca yang saat itu dirasa sudah pasti tersingkir, ternyata mampu bangkit.

Di leg kedua yang berlangsung di Camp Nou, Azulgrana yang saat itu masih ditukangi Luis Enrique membalas dengan skor telak 6-1. Keadaan pun berbalik. Dengan agregat 6-5, Barcelona melaju ke babak perempat final.

Pemain Deportivo La Coruna rayakan gol ke gawang AC Milan [AFP]

2. Deportivo La Coruna 4-0 AC Milan (agregat 5-4), 2004

Penghuni papan bawah La Liga musim ini, Deportivo La Coruna, juga pernah memiliki momen indah di kompetisi kasta tertinggi benua biru. Yaitu saat menghadapi AC Milan di babak perempat final Liga Champions musim 2003/04.

Di leg pertama, tim berjuluk Super Depor dihajar habis 4-1 oleh Milan di San Siro. Namun, seperti halnya AS Roma musim ini, satu gol tandang yang diraih tidak meruntuhkan semangat Deportivo.

Super Depor yang kala itu diperkuat Walter Pandiani, Juan Carlos Veleron dan Albert Luque pun membalikkan situasi di leg kedua dengan kemenangan telak 4-0.

Namun kegemilangan Super Depor di kancah Eropa berakhir di babak semifinal setelah disingkirkan FC Porto yang di musim itu keluar sebagai juara Liga Champions.

Pemain AC Milan Andriy Shevchenko berduel memperebutkan bola dengan pemain Liverpool [AFP]

3. Liverpool 3-3 AC Milan (adu penalti, 3-2), 2005

Pertandingan final antara Liverpool vs AC Milan menjadi salah satu laga paling diingat di ajang Liga Champions. Sengitnya duel kedua tim menjadi laga tersebut sebagai malam paling tidak terlupakan di Istanbul (tempat final digelar).

Dalam pertandingan itu, Milan yang saat itu tengah jaya dan diperkuat pemain-pemain seperti Paolo Maldini dan Hernan Crespo, membawa Rossoneri unggul tiga gol di babak pertama. Namun di babak kedua, tiga gol yang dilesakkan Steven Gerrard, Vladimir Smicer dan Xabi Alonso memaksa Milan untuk melanjutkan pertandingan 2x15 menit.

Di akhir cerita, Milan harus mengakui keunggulan Liverpool yang memenangkan adu penalti 3-2 dan berhak atas trofi Si Kuping Besar kelima mereka.

Pemain MU rayakan kemenangan final Liga Champions 1999 usai mengalahkan Bayern Munich 2-1 [AFP]

4. Manchester United 2-1 Bayern Munich, 1999

Final Liga Champions di tahun 1999 mungkin menjadi laga paling dramatis dalam sejarah kompetisi kasta tertinggi Eropa.

Di final yang digelar di Camp Nou, Bayern unggul 1-0 di sepanjang 90 menit waktu normal pertandingan dan bersiap-siap merayakan akhir dari penantian panjang (23 tahun) untuk menggondol trofi Liga Champions.

Namun apa yang terjadi? Di masa injuri, tepatnya di menit 90+1, Setan Merah menyeimbangkan papan skor lewat sepakan Teddy Sheringham.

Ole Gunnar Solskjaer yang masuk sebagai pengganti jelang laga usai, keluar sebagai pahlawan. Meneruskan bola hasil tandukkan Sheringham, Solskjaer membuyarkan mimpi Bayern untuk membawa pulang Si Kuping Besar ke Allianz Arena.

Keberhasilan memenangkan Liga Champions itu sekaligus memastikan gelar treble bagi United di musim 1998/99.

Pemain Real Madrid Luis Figo berebut bola di depan gawang Monaco [AFP]

5. Monaco 3-1 Real Madrid (agregat 5-5, Monaco unggul gol tandang), 2004

Di Liga Champions musim 2003/04, AS Monaco adalah salah satu kuda hitam yang berhasil lolos dari fase grup. Tidak ada yang menyangka wakil Prancis itu melaju hingga ke babak perempat final.

Madrid yang menjadi lawan Monaco di perempat final pun digadang-gadang bakal menyingkirkan wakil Prancis itu usai memetik kemenangan 4-2 di leg pertama di Santiago Bernabeu.

Di leg kedua, gol Raul Gonzalez sembilan menit jelang turun minum seakan meruntuhkan semangat Monaco untuk memetik kemenangan di Monte Carlo. Namun dua gol dari Ludovic Giuly dan Fernando Morientes, kembali membangkitkan semangat Les Rouge et Blanc.

Di pertengahan babak kedua, situasi pun berbalik. Giuly mencetak gol menentukan yang membawa Monaco ke semifinal dengan keunggulan gol tandang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI