Suara.com - Persija Jakarta masih mendapatkan kesulitan jelang dimulainya Liga 1 2018 pada 23 Maret mendatang. Tim berjuluk Macan Kemayoran itu belum dapat kepastian soal stadion mana yang bakal menjadi markas mereka di Liga 1 nanti.
Direktur Utama Persija mengeluhkan sulitnya cari stadion di Jakarta dan sekitarnya. Sebagaimana diketahui Gede menginginkan timnya bisa bermarkas di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Stadion Pakansari, dan Stadion Patriot.
Namun, ketiga stadion itu tidak bisa digunakan. Pasalnya, ketiga stadion tersebut digunakan untuk perhelatan Asian Games 2018 pada Agustus mendatang.
"Kami tak bisa gunakan yang ada di Jakarta dan sekitar Jakarta, karena ada event internasiomal. Kemudian, jadwal itu secara langsung berimbas ke kami. Padahal, kami ikut di tiga ajang (Liga 1, Piala AFC 2018, dan Piala Indonesia 2018)," kata Gede Widiade, saat jumpa pers di Kantor Persija, kawasan Duren Tiga, Jakarta, Minggu (16/3/2018).
Persija sudah mengajukan dua stadion sebagai markasnya di Liga 1 2018, yakni SUGBK dan Stadion Pakansari kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB). Hal itu sudah sesuai regulasi yang diterapkan PT LIB untuk klub Liga 1.
Sebagaimana diketahui, satu klub Liga 1 2018 hanya diperbolehkan mengajukan opsi dua stadion sebagai kandang. Jika tak masuk verifikasi operator dan terganjal izin maka PT LIB berhak menentukan stadion mana yang menjadi kandang sang klub.
Namun, hingga kini belum ada jaminan Ismed Sofyan dan kawan-kawan bisa bermarkas di SUGBK ataupun Patriot. Pasalnya, Persija masih kesulitan dapatkan izin.
"Bayangkan lelahnya psikis dan fisik tim. Kami main kandang di Jawa Tengah misalnya, terus harus tandang ke tempat lain, lalu ke Jakarta. Ini berat buat kami," tambah Gede.
Sebagai opsi terakhir, Persija Jakarta menyiapkan Stadion Sultan Agung di Bantul. Namun, itu bakal sulit karena Stadion Sultan Agung, lantaran sudah ada lima tim yang menggunakan stadion tersebut, yakni Persiba Bantul, PISM Yogyakarta, PSIS Semarang, PS TIRA, dan Protaba.