Suara.com - Kepala Pusat Pengelola Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) Gatot Tetuko membantah harga sewa Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta menyentuh harga Rp500 miliar. Sebab, pihaknya saat ini masih mempelajari terkait harga sewa.
Sebagaimana diketahui, Persija Jakarta berniat menggunakan SUGBK sebagai venue untuk Piala AFC 2018. Namun, Macan Kemayoran dipusingkan dengan biaya sewa yang menyentuh harga Rp2 miliar, dengan rincian Rp500 juta dan Rp1,5 miliar sebagai jaminan.
"Pengelola menentukan harga setelah membandingkan dengan venue-venue lain yang sebanding, karena kami Pemerintah dan Badan Layanan Umum tentukan tarif kami di bawah tempat-tempat lain yang setara," kata Gatot saat dihubungi, Rabu (24/1/2018).
Gatot juga menambahkan, terkait pembiayaan sewa yang menyentuh angka setengah miliar tersebut karena beberapa faktor. Diantaranya, kualitas bangunan semakin baik dari sebelumnya.
Kemudian, saat ini SUGBK menyediakan layanan fasilitas difabel serta tiket secara online. Ditambah lagi ada beberapa fasilitas baru yang menjadi penyebab biaya sewa naik.
"Gosip-gosip yang katanya sampai Rp500 juta itu tidak benar karena kami masih menggodok untuk menentukan harga," jelasnya.
Gatot memastikan bahwa sewa SUGBK tidak lebih mahal ketimbang gedung-gedung menjadi patokan. Itu seperti Jakarta Convention Center dan Balai Sarbini.
"Untuk sewa SUGBK ini bisa dipastikan tidak lebih mahal dengan fasilitas gedung-gedung yang saya sampaikan tadi karena alokasi biaya sewa pun tentu akan digunakan untuk perawatan setelah nanti digunakan," ujarnya.
Akan tetapi, Gatot membenarkan adanya uang jaminan senilai Rp1,5 miliar. Uang jaminan tersebut akan digunakan sebagai antisipasi adanya kerusakan fasilitas.
"Adanya uang jaminan itu karena proyek renovasi SUGBK masih berjalan hingga Juni mendatang dan berlanjut untuk perawatannya juga. Sebenarnya bangunan ini kan dibangun untuk fasilitas Asian Games jangan sampai nanti ada kerusakan, kalau rusak siapa yang mengganti?," pungkas Gatot.