Suara.com - PSSI menuntut nasionalisme Evan Dimas dan Ilham Udin untuk membela Indonesia di sejumlah event olahraga yang akan digelar sepanjang tahun 2018.
Dalam acara temu ramah dengan kalangan pers di Medan, Selasa (23/1/2018), Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi mengatakan, Indonesia membutuhkan pemain berkualitas untuk menghadapi sembilan event olahraga yang akan digelar di sepanjang tahun 2018.
Untuk memastikan ketersediaan pemain berkualitas, pihaknya melarang Eva Dimas dan Ilham Udin untuk berangkat dan bermain untuk Selangor FA di Malaysia.
Pihaknya mengakui banyak muncul pro kontra atas pelarangan yang dikeluarkan PSSI terhadap Evan Dimas dan Ilham Udin tersebut.
"Namun ada sembilan event internasional di Indonesia. Dalam sembilan event itu, kita butuh pemain. Masa tukang ojek yang kita mainkan," katanya.
Menurut dia, salah satu alasan Evan Dimas dan Ilham Udin mau bermain di Selangor karena mendapatkan gaji Rp3 miliar dalam setahun, sedangkan di Indonesia hanya Rp1,5 miliar.
Meski mengakui aspek profesionalisme, namun pihaknya mengharapkan Evan Dimas dan Ilham Udin lebih mengedepankan nasionalisme dan tidak mengejar materi.
Sosok yang kini menjadi bakal cagub Sumut itu mengharapkan Evan Dimas dan Ilham Udin menyukuri penghasilan Rp1,5 miliar per tahun yang dinilai masih cukup besar.
"Kalau dirata-ratakan, mereka bergaji Rp100 juta per bulan. Saya ketika masih menjabat Pangkostrad hanya bergaji Rp30 juta. Inilah yang mau kita satukan persepsi. Kalau bangsa ini memanggil, tak ada alasan (menolak)," katanya.
Edy memastikan, pelarangan untuk bermain di luar negeri hanya disebabkan karena Indonesia akan menghadapi banyak event penting yang harus diperjuangkan di tahun 2018.
Pada tahun 2017, PSSI tidak melarang pemain bermain ke luar negeri disebabkan tidak ada event penting yang diperjuangkan Indonesia.
"Namun untuk 2018, tolonglah bela negara. Dimana nilai-nilai kebangsaan kamu," ujar Edy Rahamayadi. (Antara)