Bintang sepak bola wanita asal Amerika Serikat, Hope Solo, menuduh mantan Presiden FIFA Sepp Blatter pernah memegang bokongnya dalam sebuah upacara penganugerahan lima tahun silam. Tuduhan tersebut dibantah keras oleh Blatter.
Solo, yang kini berusia 36 tahun, dalam wawancara dengan surat kabar berbahasa Portugis, Expresso, mengatakan bahwa Blatter berlaku tak sopan pada bulan Januari 2013 silam pada upacara penghargaan tertinggi bagi insan lapangan hijau, Ballon D’or di Lisbon, Portugal. Seorang juru bicara Solo membenarkan pernyataan yang dimuat pada Expresso terbitan Sabtu.
“Sepp Blatter pernah memegang bokong saya,” kata mantan penjaga gawang timnas sepak bola wanita Amerika Serikat itu dalam wawancara dengan Expresso.
“Itu terjadi pada acara Ballon D’or, sesaat sebelum saya naik ke panggung,” ujar Solo, yang menerima pemain wanita terbaik FIFA pada tahun 2013.
Baca Juga: Stres Berat, Sepp Blatter Harus Dirawat di Rumah Sakit
Seorang juru bicara Blatter, lewat sambungan telepon mengatakan bahwa tuduhan Solo “aneh dan konyol, dan tidak benar”.
Solo adalah publik figur teranyar yang terang-terangan soal pelecehan seksual yang pernah dialami di masa lalu. Seperti diketahui, belakangan banyak selebritis yang blak-blakan mengaku pernah jadi korban pelecehan seksual oleh orang-orang berpengaruh di dunia hiburan, seperti produser film Harvey Weinstein, aktor kawakan Kevin Spacey, dan mantan presenter Fox News, Bill O’Reilly.
Tuduhan-tuduhan yang muncul ke permukaan memicu timbulnya kampanye online dengan tagar #MeToo (saya juga), yang memberanikan banyak sekali tokoh lelaki dan perempuan untuk mengungkap pengalaman pribadi mereka dengan pelecehan seksual, walaupun sudah terjadi bertahun-tahun sebelumnya.
Bulan lalu, Solo mengunggah pernyataan di Instagram yang isinya mendorong kaum perempuan di dunia hiburan untuk mengungkap pengalaman buruk dan menyiratkan bahwa ia sendiri pernah mengalami hal serupa.
Baca Juga: Sepp Blatter Percaya Diri Bisa Atasi Kritik
“Dari mulai komentar tak pantas, rayuan, dan rabaan di bokong hingga pelatih, manajer, bahkan pers yang membicarakan payudara dan penampilan fisik atlet, pelecehan seksual merajalela di dunia olahraga,” tulis Solo.