Belajar dari Choirul Huda, Klub Diingatkan untuk Patuhi Regulasi

Selasa, 17 Oktober 2017 | 05:24 WIB
Belajar dari Choirul Huda, Klub Diingatkan untuk Patuhi Regulasi
Penjaga gawang Persela Lamongan, Choirul Huda, saat ditandu petugas kesehatan di pertandingan melawan Semen Padang di Stadion Surajaya Lamongan, Jawa Timur, Minggu (15/10). [Antara/Rahbani Syahputra]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - COO PT Liga Indonesia Baru (LIB), Tigor Shalomboboy, mengingatkan kepada para klub untuk mematuhi aturan sesuai dengan regulasi pertandingan. Tigor tidak ingin kejadian yang menimpa penjaga gawang Persela Lamongan, Choirul Huda, kembali terulang.

Sebagaimana diketahui, Choirul harus kehilangan nyawa usai berbenturan dengan rekan satu timya yakni Ramon Rodriguez, saat berhadapan dengan Semen Padang, Minggu (15/10/2017). Sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit, sayang nyawanya tak mampu ditolong.

Secara lebih spesifik, Tigor mengingatkan kepada para klub untuk memenuhi regulasi yang diinginkan oleh PT LIB. Dengan begitu, kejadian yang dialami oleh Choirul Huda bisa teratasi.

Namun dalam hal ini, PT LIB menurutnya tidak menyalahkan pihak medis atas meninggalnya Choirul Huda. Tigor hanya menjelaskan bahwa cara penanganan medis harus sesuai dengan regulasi dari operator.

"Dari FIFA itu ada asuransi medikal, tapi kita kan dalam posisi yang regulasi saja tidak dijalani. Terus kita masuk ke yang lebih detail. Kenapa kita masukkan alat A-B-C-D? Ya, karena pasti ada fungsinya," ungkap Tigor di Gedung Kemenpora, Senin (16/10/2017).

"Lalu kenapa kita paksakan harus ada dokter tim di bench, di panpel, pasti ada fungsinya. Ambulans pun harus siap, karena ini bukan pertandingan tarkam, (di mana) kalau kita cedera, ya udah, panggil tukang urut selesai. Sepakbola sekarang makin punya risiko tinggi. Itu juga kenapa FIFA hampir tiap tahun pasti punya konferensi tentang medikal. Lalu ada itu satu first aid yang isinya sesuai standar medikal," paparnya lagi.

"Semuanya sudah diminta dan menjadi kewajiban. Sekarang kejadian seperti ini. Tapi kita tidak dalam posisi menyalahkan. Ini harus jadi pembelajaran besar bagi semua. Itulah kenapa kita mewajibkan ada A-B-C dan sebagainya, itu pasti ada maksudnya. Jadi kita pun tidak ada asal (dalam) nulis regulasi," tambahnya.

Tigor menambahkan bahwa masih ada beberapa klub yang masih bertanya-tanya kegunaan regulasi, terutama soal penanganan medis. Padahal menurutnya, hal tersebut adalah salah satu hal yang terpenting dalam sebuah pertandingan sepakbola profesional.

"Masih banyak klub yang menanyakan, 'Kenapa sih harus ada ambulans dua, harus ada dokter tim, lalu stadion harus ada ruang medis dengan posisi obat-obatan yang lengkap? Kenapa harus punya rumah sakit rujukan?' Itu semua ada gunanya tentunya," pungkasnya.

Baca Juga: Fakta di Balik Tewasnya Choirul Huda

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI