Satria Tama Ungkap Suka Duka Perkuat Timnas U-22 di SEA Games

Kamis, 31 Agustus 2017 | 10:43 WIB
Satria Tama Ungkap Suka Duka Perkuat Timnas U-22 di SEA Games
Penjaga gawang andalan tim nasional Indonesia U-22, Satria Tama, di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, usai pulang dari SEA Games 2017 Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (30/8/2017) malam. [Suara.com/Adie Prasetyo Nugraha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penjaga gawang andalan tim nasional Indonesia U-22, Satria Tama, mengaku tetap bersyukur bisa menyumbang medali perunggu di pentas SEA Games 2017.

Kendati target medali emas meleset, namun Satria memastikan dirinya dan rekan-rekan sudah berusaha maksimal pada pesta olahraga se-Asia Tenggara ke-29 itu.

Kiper Persegres Gresik United ini pun menceritakan suka duka selama perkuat Timnas U-22 di SEA Games 2017.

Rasa suka yang dialami, salah satunya karena bisa bermain bersama Evan Dimas dan kawan-kawan yang dinilai punya kualitas yang baik.

Baca Juga: Perkuat Dua Timnas Berbeda, Saddil Ramdani Semringah

"Momen sih ada, waktu kita sedih, gembira banyak pokoknya, itu semua saya nikmati. Sangat menyenangkan bisa bekerja sama dengan orang-orang hebat di sini," kata Satria di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (30/8/2017).

Penjaga gawang berusia 20 tahun ini mengaku sempat merasa sangat sedih ketika hadapi Vietnam di penyisihan Grup B, 22 Agustus lalu.

Ketika itu, dia gagal menyelesaikan pertandingan karena alami cedera otot dan digantikan Kurniawan Kartika Ajie.

Satria pun mengaku ingin terus menjaga gawang Garuda Muda hingga pertandingan berakhir. Namun, kondisinya tidak memungkinkan.

Dokter Timnas U-22 melarang dirinya melanjutkan pertandingan. Jika tidak, dampak yang akan terjadi bisa fatal.

Baca Juga: Rangkuman SEA Games, Ini Persebaran Perolehan Medali Indonesia

"Itu saya mengalami keram yang kata dokter kurang wajar. Otot betis sampai paha ke tarik. Kalau dipaksakan otot betis saya bisa robek. Kalau itu terjadi penyembuhannya bisa 2-3 bulan," jelasnya.

"Saya sebenarnya sangat sedih waktu itu, ingin berjuang memenangkan pertandingan. Tapi, dokter bilang jangan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI