Tiga Alasan Barca Tak Mungkin "Comeback" Lawan Juventus

Rabu, 19 April 2017 | 07:07 WIB
Tiga Alasan Barca Tak Mungkin "Comeback" Lawan Juventus
Penyerang FC Barcelona, Lionel Messi, menatap para pemain Juventus di sela laga Liga Champions di Turin, Italia, Selasa (11/4/2017) lalu. [AFP/Marco Bertorello]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam sejarah sepakbola, tidak banyak tim yang mampu melakukan comeback alias membalikkan keadaan setelah sebelumnya tertinggal (kalah). Namun bagi FC Barcelona alias Barca, comeback atau yang juga bisa disebut bangkit dari kekalahan, sudah cukup sering mereka wujudkan.

Barca tercatat memiliki beberapa rekor comeback fantastis di berbagai ajang, mulai dari Copa del Rey (domestik) hingga ajang sekelas Liga Champions. Khusus di Liga Champions, dua di antara comeback terbaik Barca adalah saat menghadapi Chelsea di perempat final tahun 2000, serta lawan AC Milan pada perdelapan final 2013.

Tentu saja tak lupa yang terbaru dan mungkin paling fantastis, comeback di perdelapan final Liga Champions musim ini. Usai pada leg pertama tumbang 0-4 di kandang Paris Saint-Germain, Barca nyatanya mampu membalikkan keadaan dengan menang 6-1 pada leg kedua di kandangnya.

Kini di perempat final, Barca kembali dihadapkan pada situasi hampir serupa, dan kali ini lawannya adalah Juventus yang pekan lalu menaklukkan mereka 3-0 di Turin. Mampukah Barca kembali mempertunjukkan kemampuannya membalikkan situasi, alias mencatatkan lagi comeback yang mengesankan?

Tampaknya, kali ini sulit. Kenapa? Berikut tiga alasannya:

1. Barisan belakang Juve
Ini adalah Juventus, tim dengan lini belakang solid yang memiliki trio yang juga bukan kebetulan adalah benteng pertahanan timnas Italia. Mereka adalah Leonardo Bonucci, Giorgio Chiellini dan Andrea Barzagli. Chiellini bahkan menyumbang satu gol pekan lalu saat menekuk Barca. Plus, ada duo bek Brasil di sana, Alex Sandro dan Dani Alves yang notabene adalah mantan pilar Barca. Lalu jangan lupa dengan sosok di bawah mistar gawang, yakni salah satu kiper terkuat dunia, Gianluigi Buffon.

2. Massimiliano Allegri
Walaupun bukan termasuk kategori pelatih terhebat, tersukses, atau bahkan sekadar terpopuler, Massimiliano Allegri tetap bukan sembarang orang. Buktinya, racikannya pekan lalu saja berhasil membungkam Barca semandul-mandulnya. Satu hal penting lain dalam hal ini adalah fakta bahwa Allegri merupakan juga sosok pelatih Milan saat Barca sukses melakukan comeback pada 2013 lalu. Jadi setidaknya, kalaupun tak tahu persis bagaimana resep mencegah comeback Barca, dia dipastikan tak akan membiarkan kepahitan itu dirasakannya lagi.

3. 'Keberuntungan' jarang terjadi beruntun dan berdekatan
Boleh saja Barca jadi tim tersukses dalam mewujudkan hal-hal fantastis, rekor-rekor hebat, termasuk soal comeback. Namun rasanya, bahkan tim sehebat Barca pun tidak mungkin dua kali berturut-turut bisa merasakan 'keberuntungan' itu --setelah sebelumnya di perdelapan final lalu. Apalagi, jika jeda antara kalah 0-4 di Paris dengan menang 6-1 di Barcelona saat itu adalah tiga minggu, kali ini kekalahan 0-3 di tangan Juve baru saja dirasakan minggu lalu. Comeback hanya dalam rentang istirahat seminggu, sekaligus mengulang manisnya comeback awal Maret lalu? Mungkin hanya bisa jika Lionel Messi benar-benar adalah dewa --dan bukan sekadar manusia asal Rosario, Argentina.

Selain tiga alasan di atas, mungkin masih ada beberapa alasan atau faktor lain yang kian memperkecil peluang Barca untuk bisa kembali "bangkit dari kubur" kali ini. Walaupun sebaliknya, bisa jadi ada beberapa alasan atau faktor pula yang justru mendukung mereka mampu melakukannya.

Apa pun itu, tidak ada prediksi yang pasti, sampai bola bergulir di lapangan dan peluit wasit dibunyikan. Silakan tunggu saja hasil sesungguhnya nanti malam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI