Suara.com - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tetap kukuh menerapkan regulasi pergantian lima pemain dalam pertandingan kompetisi Liga 1 yang mulai digulirkan pada 15 April 2017.
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi mengatakan penetapan itu bukan domain soal melanggar regulasi FIFA atau tidak namun semata-mata untuk kemajuan persepak-bolaan nasional ke depan.
"Ini domainya bukan melanggar (soal regulasi pergantian lima pemain). Statuta memang menjelaskan tiga pergantian, namun bermain bola itu secara kuantitas memang perlu banyak yang main," kata Edy saat hadir menyaksikan laga PSM lawan Celebest FC dalam laga uji coba di Stadion Gelora Andi Mattalatta Mattoanging Makassar, Sulsel, Rabu (12/4/2017).
Mengenai keputusan tetap menerapkan lima pergantian pemain dalam sekali pertandingan, kata dia, dikarenakan pemain sepak bola di Indonesia itu jumlahnya sedikit dengan hanya 67 ribu dari 250 juta jiwa.
Baca Juga: Ini 5 Fakta Menarik Jelang Atletico Hadapi Leicester
Kondisi itu tentu jauh berbeda dengan Singapura yang dengan jumlah penduduk hanya 5 juta saja, namun ternyata memiliki pemain sebanyak 167 ribu.
"Jadi intinya permainan sepak bola itu secara kuantitas memang perlu banyak yang bermain," katanya didampingi Wakil Ketua Umum PSSI Iwan Budianto.
Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu menjelaskan, dengan kondisi pemain bola di Indonesia yang begitu sedikit dibandingkan negara lain maka perlu terobosan baru termasuk dengan memperbolehkan melakukan pergantian sebanyak lima kali dalam setiap pertandingan.
Adapun muara dari penetapan regulasi baru ini tentu untuk bisa melahirkan banyak pemain yang bisa memperkuat timnas Indonesia kedepan.Sebab para pemain memiliki kesempatan bermain yangrelatif banyak dengan penerapan regulasi tersebut.
Dirinya juga berharap bisa mendapatkan atau melahirkan ratusan ribu pemain sehingga semakin banyak pilihan untuk bisa bergabung dalam timnas Indonesia.
Baca Juga: Berikut 5 Fakta Menarik Jelang Bayern Munich Lawan Real Madrid
Dengan melimpahkanya pemain berkualitas maka tentu seleksi untuk masuk dan bergabung dalam timnas akan lebih ketat dan sulit. Artinya siapapun yang terpilih nanti tentu punya kualitas yang maksimal dan dinilai mampu meningkatkan kemampuan tim. (Antara)