Suara.com - Pelatih tim nasional senior dan U-22 Indonesia, Luis Milla Aspas, mengatakan Indonesia harus memiliki filosofi sepak bola jika ingin mengukir prestasi tertinggi.
Menurut Milla, filosofi bisa membantu Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) membentuk pemain muda dan pelatih berkualitas di tengah keterbatasan anggaran.
"Harus punya filosofi dan kurikulum yang bisa diterapkan dengan serupa di semua lini, semua kelompok umur di seluruh daerah," ujar Luis Milla dalam sebuah perbincangan bertajuk "A Night With The Manager" di Hotel Yasmin, Karawaci, Tangerang, Jumat (31/3/2017) malam.
Indonesia, kata mantan pemain Barcelona dan Real Madrid ini, memiliki bakat-bakat alami yang sangat bagus, terutama di sektor gelandang yang dinilainya kreatif. Keunggulan ini yang disarankannya untuk terus dikembangkan.
Baca Juga: Perempuan Pembawa Sajam di Sidang Ahok Diduga Punya Gangguan Jiwa
"Kekuatan Indonesia di pemain tengah dan banyak yang punya akselerasi bagus. Dari sini sebenarnya bisa dibangun sebuah filosofi. Yang kurang mungkin posisi penyerang, tetapi saya rasa sektor itu bisa diperkuat dengan memberikan porsi bermain lebih banyak untuk pesepakbola lokal di klub," kata Milla.
Salah satu contoh yang berhasil menanamkan filosofi menurut pria Spanyol itu adalah tim Barcelona. Ini terlihat ketika Milla melatih tim nasional U-19 Spanyol di kurun waktu 2008-2010.
Saat itu, ada sekitar tujuh pemain Spanyol yang berasal dari tim Barcelona dan mereka menerapkan apa yang didapat dari akademi ke tim nasional.
"Filosofi Barcelona itu sudah ada sejak setidaknya 30 tahun lalu dan diajarkan terus menerus di akademi. Saya senang melihat pemain timnas dari tim Barcelona datang latihan dan menunjukkan filosofi dan sikap ala tim Catalan," tutur Milla.
Dalam perbincangan dengan media-media Indonesia di acara "A Night With The Manager" yang diselenggarakan PSSI di Hotel Yasmin, Karawaci, Tangerang, Jumat malam, Milla memang menekankan pentingnya pembinaan pemain muda.
Baca Juga: Finis Posisi 11 di Seri Pembuka, Rossi 'Bela' Lorenzo
Di Spanyol, kata Milla, para pemain sudah dilatih sejak umur lima tahun dan setiap kelompok umur memiliki pelatih dengan kualifikasi berbeda-beda.