Suara.com - Klub PSM Makassar geram dengan keputusan pemutusan kontrak sepihak yang dilakukan Raphael Maitimo. Manajemen PSM pun menyayangkan sikap Raphael yang dinilai tidak profesional.
Direktur Umum PSM, Irsal Ohorella, menyatakan sikap Maitimo yang menghilang dan tidak mengikuti pemusatan latihan tanpa sepengetahuan manajemen membuat gaduh dan mencemarkan nama baik PSM Makassar.
"Pemain profesional seharusnya tidak bersikap seperti itu. Jika dia tidak mau lagi bermain untuk PSM sampaikan dengan tata cara yang baik dan benar. Apalagi manajemen telah mengontrak dia" ujar Irsal.
Keputusan Raphael meninggalkan PSM Makassar memang mendapat respon yang cukup keras dari manajemen PT Persaudaraan Sepak Bola Makassar (PSM) yang menaungi tim kebanggaan masyarakat Makassar dan Sulawesi Selatan tersebut.
Baca Juga: Wow, Enrique Sudah 'Lihat' Barca Cetak 6 Gol Sebelum Lawan PSG
Pria yang kerap disapa Ical ini menambahkan, pihaknya kaget saat mengetahui Raphael tidak mengikuti agenda training centre (TC) di Bali bersama tim.
"Ini yang kami tidak suka. Kalau mau pergi silakan pergi, tapi semua ada aturannya," sebutnya.
Menanggapi rilis Raphael yang tersebar di media, Ical merespon dengan tegas. PSM, menurut dia, merupakan klub profesional yang tentu punya aturan ketat terhadap masuk keluarnya pemain.
"PSM Makassar bukan klub dimana pemain mau keluar tinggal pamit dan minta maaf saja. Apalagi permintaan pamit dan maaf hanya melalui aplikasi Whatsapp saja, sepertinya tidak beradab. Kan bisa datang bertemu manajemen, duduk diskusi dan membicarakan solusinya dibanding menutup diri tanpa alasan dan keterangan yang jelas. Bukan budaya kita sebagai orang timur seperti itu" ujar Ical.
Pihaknya juga menyatakan jika pemain harus tahu ada aturan main dalam regulasi yang harus ditaati oleh pemain.
Baca Juga: Tersingkir di Babak Kedua, Ahsan/Rian: Lawan Lebih Bagus
Saat pertemuan Club Licensing di Jakarta, kata dia, beberapa klub meminta ke PSSI melalui Direktur Transfer dan Status PSSI, Marco Gracia Paulo untuk memediasi pertemuan antara klub dengan APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia) karena sudah sering terjadi pemain diam-diam pergi ke klub lain padahal masih dalam ikatan kontrak dengan salah satu klub, dengan berbagai alasan yang tidak jelas. Ini tentu saja sangat merugikan klub.
"Itu menjadi fokus karena sudah sering terjadi pemain diam-diam pergi ke klub lain padahal masih dalam ikatan kontrak dengan salah satu klub," ujarnya. (Antara)