Suara.com - Legenda sepakbola Inggris, Gary Lineker mengecam keras keputusan manajemen Leicester City memecat Claudio Ranieri dari kursi manajerial tim.
Lelaki yang pernah memperkuat Leicester dari tahun 1978 hingga 1985 itu menilai, pemecatan tersebut sangat tidak bisa diterima dan tidak bisa dimaafkan.
Pernyataan tersebut disampaikan Lineker dalam akun Twitter-nya pada, Kamis (23/2/2017) malam waktu Inggris.
"Setelah semua yang diberikan Claudio Ranieri untuk Leicester City, memecatnya sekarang adalah sangat tidak bisa diterima, tidak bisa dimaafkan, dan keputusan menyayat yang menyedihkan," tweet Lineker.
Baca Juga: Tepis Isu Lorenzo Akan Senasib dengan Rossi, Ini Alasan Ducati
After all that Claudio Ranieri has done for Leicester City, to sack him now is inexplicable, unforgivable and gut-wrenchingly sad.
— Gary Lineker (@GaryLineker) 23 Februari 2017
Sejak menuliskan pernyataan ini, cuitan Lineker telah mendapat lebih dari 52 ribu retweet dan 89 ribu netizen yang menyukai.
Pihak Leicester mengumumkan pemecatan Ranieri pada Kamis malam waktu setempat di situs klub.
Petinggi The Foxes memutuskan memecat mantan pelatih Juventus itu sembilan bulan setelah membawa Leicester juara Liga Inggris musim lalu, lantaran hasil buruk di kompetisi Liga Inggris musim ini.
Hingga pekan ke-25 Liga Inggris musim ini, Leicester hanya satu tingkat di atas batas terakhir zona degradasi.
Baca Juga: Manajer Yamaha MotoGP Ungkap Perubahan Performa Motor Tahun Ini
Jamie Vardy dan kawan-kawan hanya unggul satu poin dari Hull City yang menempati urutan ke-18--batas terakhir zona degradasi--dengan koleksi 20 poin.
"Ini keputusan tersulit yang pernah kami ambil sejak mengambil alih kepemilikan Leicester City," ujar Wakil Presiden Leicester, Aiyawatt Srivaddhanaprabha, dalam situs klub.
"Tapi kita berkewajiban untuk menempatkan kepentingan jangka panjang klub di atas semua rasa sentimen pribadi, tidak peduli seberapa kuat kemungkinan sentimen pribadi itu ada."
"Bukan menjadi harapan kami sukses di musim lalu bisa diulang musim ini. Bertahan di Liga Inggris adalah target utama kami sejak awal musim. Kita sekarang dihadapkan untuk mencapai target itu," lanjutnya.
Musim lalu persepakbolaan dunia dibuat terkejut dengan prestasi The Foxes. Tak ada yang menyangka jika klub yang bermarkas di King Power Stadium itu bakal mampu mengalahkan pesaing-pesaing seperti MU, Chelsea, Liverpool, atau Manchester City dalam perburuan mahkota Liga Inggris.
Atas prestasi tersebut, pada 9 Januari lalu, bertempat di markas besar FIFA di Zurich, Swiss, Ranieri pun dianugerahi Pelatih Terbaik Dunia 2016, mengalahkan Zinedine Zidan (Real Madrid) dan Fernando Santos (Timnas Portugal).