Air Mata 'Warnai' Kegagalan Timnas di Rajamangala

Syaiful Rachman Suara.Com
Minggu, 18 Desember 2016 | 04:30 WIB
Air Mata 'Warnai' Kegagalan Timnas di Rajamangala
Thailand berhadapan dengan Indonesia di leg kedua babak final Piala AFF di Stadion Rajamangala yang dimenangkan oleh tuan rumah dengan skor 2-0 [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tangis pemain Indonesia pecah saat wasit Mohd Abdullah Hassan meniup peluit panjang tanda pertandingan final Piala AFF 2016 melawan Thailand di Stadion Rajamangala, Bangkok, Thailand, Sabtu, usai.

Indonesia pada pertandingan penentuan ini harus mengakui keunggulan tim tuan Thailand dengan skor 0-2. Dengan hasil ini, anak asuh Alfred Riedl ini kalah dengan agregat 2-3 setelah dipertandingan pertama di Stadion Pakansari, Bogor, Rabu, menang dengan skor 2-1.

Nampak di lapangan Lerby Eliandru, Fachruddin Aryanto hingga Boaz Solossa terlihat berkaca-kaca. Kondisi ini membuat official Indonesia harus turun ke lapangan untuk menenangkan pemain.

Tidak ketinggalan Andik Vermansah yang mengalami cedera saat dipertandingan final pertama melawan Thailand juga langsung bergabung dengan teman-temannya yang bertahan ditengah lapangan. Pemain Selangor FA ini terlihat menenangkan pemain Indonesia.

Beberapa saat kemudian, pemain Indonesia yang dipimpin langsung oleh pelatih Alfred Riedl mengajak anak asuhnya untuk bergabung dengan pemain Thailand guna mengikuti upaya pengalungan medali dan pemberian tropi kepada pemenang.


Dengan hasil ini, Indonesia memperpanjang rekor haus gelar. Sedangkan bagi tuan rumah Thailand, hasil di Piala AFF 2016 ini merupakan kemenangan yang kelima kalinya pada kejuaraan dua tahunan ini. Meski hanya menjadi runner up, prestasi Indonesia pada Piala AFF 2016 terbilang cukup bagus mengingat Indonesia baru saja terbebas dari sanksi FIFA. Selain itu persiapan untuk menghadapi kejuaraan ini sangat singkat yaitu sekitar tiga bulan.

Selain itu pelatih Alfred Riedl juga dihadapkan dengan pembatasan pemain yang dilakukan oleh tim yang hanya memberikan dua pemain. Kondisi ini jelas mempersulit untuk menetapkan formasi terbaik sesuai dengan harapan.

Indonesia pada kejuaraan ini juga tidak masuk unggulan. Dengan hasil ini, Boaz Solossa dan kawan-kawan tetap mampu mematahkan prediksi karena selama kejuaraan ini hanya memberikan kejutan dan mampu masuk final. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI