Suara.com - Mantan pemain tim nasional sepakbola Indonesia, Widodo Cahyono Putro, optimistis terhadap kepengurusan baru PSSI di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi.
"Mereka baru saja terpilih dan belum bisa dilihat hasil kerjanya. Meski begitu, kalau ditanya apakah optimistis, saya optimistis," ujar Widodo di Jakarta, Senin (14/11/2016).
Pria yang semasa aktif bermain di posisi striker itu berharap para pengurus baru PSSI bisa menyelesaikan dengan segera apa yang belum bisa dituntaskan pengurus lama.
"Apa yang sudah bagus, dilanjutkan. PSSI harus termotivasi melakukan yang terbaik untuk kemajuan sepakbola Indonesia," tutur Widodo yang kini menjadi pelatih Laskar Wong Kito, Sriwijaya FC.
PSSI memiliki kepengurusan baru periode 2016-2020 dengan Ketua Umum Edy Rahmayadi, yang juga Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) berpangkat Letnan Jenderal.
Dalam kepengurusan, Edy dibantu oleh dua wakil ketua umum, yaitu CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono dan dari CEO Arema Cronus Iwan Budianto.
Mereka bertiga disokong 12 anggota komite eksekutif, antara lain Gusti Randa, Johar Lin Eng, Verry Mulyadi, Papat Yunisal, Pieter Tanuri, Yunus Nusi, Dirk Soplanit, Hidayat, Juni A. Rachman, Refrizal, AS Sukawijaya, dan Condro Kirono.
Salah satu permasalahan yang menjadi fokus utama pengurus PSSI yang baru adalah terkait kasus pengakuan status beberapa klub, seperti Persebaya 1927, Arema Indonesia, Persewangi Bayuwangi, dan Lampung FC.
"(Masalah) Persebaya akan segera diselesaikan. Nanti akan kami lihat mana yang benar. Yang jelas akan kami selesaikan dengan jalan yang tepat," kata Edy Rahmayadi di sela kongres PSSI, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (10/11).
Adapun kongres tersebut dihadiri 107 pemilik suara PSSI. Jumlah itu terbagi atas 33 asosiasi provinsi, 18 klub Indonesia Super League (ISL), 16 klub Divisi Utama, 15 klub Divisi Utama, 22 klub Piala Nusantara, dan tiga asosiasi, yaitu pemain, pelatih, dan futsal. (Antara)