Suara.com - Konsorsium asal Cina yang siap membeli AC Milan dituduh menggunakan dokumen palsu dalam negosiasi awalnya dengan klub raksasa Serie A Italia tersebut. Hal itu setidaknya sebagaimana dilaporkan sejumlah media, dan dilansir AFP, Rabu (21/9/2016).
Seperti dicatat AFP, konsorsium bernama Sino-Europe Sports Investment Management Changxing Co yang dipimpin pebisnis Li Yonghong, konon telah membayar sebesar 100 juta Euro (sekitar Rp1,46 triliun) kepada Fininvest.
Fininvest sendiri adalah perusahaan holding pemilik sekaligus presiden kehormatan AC Milan, Silvio Berlusconi. Kedua belah pihak juga diagendakan bakal menuntaskan deal pembelian senilai 740 juta Euro (sekitar Rp10,8 triliun) tersebut jelang akhir tahun ini.
Namun begitu, sebuah laporan di situs keuangan Bloomberg, yang mengutip pernyataan pihak kreditur Cina yang namanya tertera dalam dokumen awal, menuding bahwa sebagian dokumen yang digunakan dalam negosiasi awal kesepakatan tersebut adalah palsu.
Dalam laporan itu disebut bahwa Sino-Europe Sports menyerahkan dokumen yang mencakup "apa yang terlihat seperti stationery milik Bank of Jiangsu Co, untuk menunjukkan detail transaksi dari akun korporat anggota konsorsium tersebut."
"Setelah menelisik hal tersebut, Bank of Jiangsu memastikan bahwa pihaknya tidak pernah mengeluarkan dokumen tersebut yang mencantumkan detail transaksi akun dimaksud," sambung laporan itu pula.
Pihak Fininvest sendiri, dalam pernyataan kepada AFP belakangan, menyatakan "tidak mengonfirmasi" telah menerima dokumen dimaksud. Lebih jauh, pihak Fininvest juga menambahkan, "Kami tidak berencana berkomentar mengenai masalah ini."
Laporan Bloomberg kemudian menjelaskan pula tekad pihak Fininvest untuk meneruskan kesepakatan dan proses pembelian itu. "Fininvest mengecek latar belakang (calon) pembeli melalui kontak di institusi keuangan Cina, dan akan tetap bekerja menuntaskan kesepakatan ini menjelang akhir tahun," kutip tulisan itu.
Klaim pihak bank di Cina yang juga dilaporkan sejumlah media Italia, ini membuat langkah pembelian Milan jadi berada di bawah bayang-bayang persoalan baru. Milan sendiri dalam hal ini dinilai coba mengikuti langkah rival sekotanya, Inter Milan, yang juga sudah dibeli konsorsium Cina. Konsorsium Suning adalah yang kini menjadi pemilik mayoritas saham Inter setelah membelinya dari Erick Thohir beberapa bulan lalu.
Kesepakatan dengan investor Cina sendiri kabarnya sudah berhasil didapat Milan sejak tahun lalu, namun belakangan penawaran barunya pun diberitakan masih meragukan. Demi menepis isu adanya permasalahan pendanaan, pekan lalu pihak Sino-Europe Sports akhirnya sempat mengeluarkan pernyataan.
"Sino-Europe Sports mengonfirmasi bahwa segala sesuatunya berjalan lancar menuju tahap akhir akuisisi AC Milan," ungkap pernyataan itu.
"Kemarin (Jumat lalu) David Han ikut serta dalam serangkaian pertemuan terjadwal dengan para penasihatnya dan pihak Fininvest. Semua pihak tengah bekerja untuk menuntaskan deal ini sesuai dengan target waktu yang telah disusun," sambung pihak konsorsium. [AFP]