FA Dukung van Praag Jadi Presiden Baru UEFA

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Kamis, 08 September 2016 | 01:32 WIB
FA Dukung van Praag Jadi Presiden Baru UEFA
Ilustrasi UEFA [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Federasi Sepakbola Inggris (FA) dukung Presiden Asosiasi Sepakbola Belanda (KNVB), Michael van Praag, pada pemilihan presiden UEFA pekan depan. Hal ini dinyatakan Wakil Presiden FA, David Gill.

Mundurnya Presiden Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF), Angel Maria Villar, dari bursa pemilihan, membuat pertarungan perebutan kursi presiden UEFA kini hanya diikuti dua nama; van Praag dan Presiden Asosiasi Sepakbola Slovenia (NZS), Aleksandar Ceferin.

Proses pemilihan dan pengambilan suara presiden baru UEFA akan diselenggarakan di Athena, Yunani, Rabu pekan depan.

Praag, 68 tahun, juga merupakan Wakil Presiden UEFA dan memimpin KNVB sejak 2008. Dia pernah memimpin Ajax Amsterdam dari 1989 sampai 2003.

"Sebagai presiden UEFA, van Praag dapat menyediakan kepemimpinan sepakbola Eropa yang kuat dan kredibel yang diperlukan pada momen krusial untuk permainan global," kata Gill dalam situs resmi FA.

"Ia memiliki reputasi teladan, yang dibentuk selama kepemimpinannya di Ajax dan KNVB," lanjut Gill.

Gill, yang bekerja bersama Van Praag di komite eksekutif UEFA, menambahkan pria asal Belanda itu memainkan peran penting dalam mempromosikan sepakbola putri dan menentang diskriminasi.

"Dia akan mewakili para anggota UEFA dengan martabat dan integritas sambil membangun pekerjaan bagus di UEFA yang telah dibentuk pada area-area kunci, seperti mempromosikan sepakbola untuk semua, pertumbuhan permainan (sepak bola) putri, dan melawan diskrimasi," ujar Gill.

"Van Praag juga merupakan pilihan tepat untuk membawa semua aspek sepakbola Eropa untuk bersama-sama lebih dekat, khususnya dengan pengetahuannya terhadap klub sepakbola, dan mampu mendorong ikatan-ikatan erat dengan konfederasi-konfederasi lain," pungkasnya.

Pemilihan presiden baru UEFA dilakukan untuk mencari pengganti Michel Platini yang diskors selama empat tahun karena pelanggaran kode etik. Mandat presiden yang baru akan berlangsung sampai 2019. (Reuters/Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI