Suara.com - Pelatih Madura United (MU) FC Gomes De Oliviera meminta para pemainnya tidak terpengaruh atas putusan komisi disiplin Indonesia Soccer Championship (ISC) yang menjatuhkan sanksi larangan bermain di Stadion Gelora Bangkalan (SGB).
"Kami berharap para pemain tidak terpengaruh dengan sanksi pemindahan tempat pertandingan. Target harus meraup poin harus tetap dijalankan dengan penuh semangat," kata Gomes di Pamekasan, Madura, Jumat (17/6/2016).
"Bermain dimanapun akan tetap menjalani pertandingan selama 90 menit. Jika menang dapat tiga poin dan kalah akan kehilangan poin. Makanya, soal tempat pertandingan tidak harus dijadikan alasan. Kami ingin pemain tetap semangat," tambahnya.
Komisi Disiplin Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016 sebelumnya menjatuhkan sanksi melarang penggunaan Stadion Gelora Bangkalan, sehubungan adanya penggunaan flare dan bom asap saat menjamu Persiba Balikpapan, Senin (13/6/2016).
Sanksi itu tertuang dalam Surat Keputusan Ketua Komisi Disiplin ISC 2016 Asep Edwin Firdaus tertangal 14 Juni 2016 yang diterima Manajemen Madura United, Rabu (15/6/2016).
Aksi penggunaan flare, demikian surat keputusan itu, terjadi pada menit ke-32 hingga menit ke-48 yang dilakukan oleh supporter secara masif, hingga pertandingan terpaksa dihentikan.
Sementara kapten MUFC Fabiano Da Rosa Beltrame mengaku sanksi larangan bermain di kandang sendiri, memang tidak mengenakkan.
Namun demikian, bukan berarti menjadi halangan bagi klub berjuluk Laskar Sape Kerap itu untuk fokus memenangkan pertandingan.
"Saya pernah menjalani pertandingan di luar kandang saat masih bersama Persija. Waktu itu, kami bahkan harus bermain di Manahan Solo. Memang tak ada bedanya bertanding di tempat lain maupun di tempat sendiri. Asal pertandingan tersebut bisa disaksikan oleh penonton," kata mantan pemain Persija Jakarta ini.
Sementara, pihak manajemen MUFC saat ini masih melakukan upaya banding atas putusan komisi disiplin itu. (Antara)