Suara.com - Kekecewaan tak hanya dirasakan pelatih tim nasional Brasil, Dunga, terkait tersingkirnya timnya dari gelaran Copa America Centenario 2016. Lebih dari itu, Dunga sangat geram dengan cara timnya tersingkir yang disebutnya tidak adil.
Tim Samba yang sejatinya hanya butuh seri, gagal melaju ke perempat final usai kalah 0-1 dari Peru di laga terakhir penyisihan Grup B, Minggu (12/6/2016) atau Senin pagi WIB, di Gillitte Stadium, Foxborough, Amerika Serikat.
Gol tunggal Peru dicetak penyerangnya, Raul Ruidiaz, di menit ke-75. Gol ini menuai kontroversi dan kecaman karena tercipta berkat bantuan tangan Ruidiaz. Berawal dari umpan Andy Polo dari sayap kanan, bola mengarah diantara paha dan tangan Ruidiaz.
Ruidiaz pun tampak dengan jelas dalam tayangan ulang menggunanak tangan kanannya untuk mencetak gol tunggal ini. Wasit Andres Cunha sempat berkonsultasi dengan hakim garis selama lima menit, namun akhirnya tetap mengesahkan gol tersebut.
"Semua orang melihat apa yang terjadi. Kita tak bisa mengubah apa yang orang lain telah melihatnnya," kata Dunga, 52 tahun. "Saya tak mengerti kenapa wasit dan asisten mengobrol begitu lama, namun tak memperbaiki keputusan yang ada. Brasil tersingkir bukan karena bermain sepakbola."