Berebut Tiket Liga Champions, Pamor Derby Manchester Merosot

Syaiful Rachman Suara.Com
Kamis, 17 Maret 2016 | 14:00 WIB
Berebut Tiket Liga Champions, Pamor Derby Manchester Merosot
Pemain Manchester City berpose sebelum pertandingan [Reuters/Phil Noble]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketika dua raksasa asal Manchester di Liga Utama Inggris menghabiskan banyak dana untuk belanja pemain pada musim panas, baik City maupun United tidak dapat membayangkan bahwa "derby" terakhir mereka di musim ini hanya sekedar pertarungan untuk memperebutkan tiket Liga Champions.

Dengan City, yang menghuni peringkat keempat, telah terpaut 12 angka dari pemuncak klasemen dan United berusaha mendaki dari peringkat keenam, pertandingan Minggu bukanlah duel penting yang menentukan tim mana yang akan menjadi juara seperti yang diharapkan keduanya.

City menghabiskan 152 juta pound untuk persiapan musim ini, sedangkan United juga melampaui pembelanjaan sebesar 100 juta pound, namun kedua tim tidak mendapatkan momentum yang diperlukan untuk dapat bersaing memperebutkan gelar juara.

United, yang sering kesulitan mencetak gol sepanjang musim, akan menjalani pertandingan di Stadion Etihad dengan tertinggal empat angka dari rival sekotanya namun mereka mungkin mencium bau darah.

Penampilan City merosot pada beberapa pekan terakhir dan, dengan sang pemuncak klasemen Leicester yang bermain melawan Crystal Palace pada Sabtu, mereka berpeluang tertinggal 15 angka saat baru memulai pertandingan derbynya.

Sejak diumumkan pada bulan lalu bahwa Pep Guardiola akan menggantikan manajer Manuel Pellegrini pada Juli, City hanya meraih dua kemenangan dari enam pertandingan liga dan potensi tertinggal semakin jauh dari puncak membuat apapun selain kemenangan atas tetangga mereka akan cukup untuk menghapuskan harapan-harapan mereka meraih gelar.

Arsenal, yang tertinggal 11 angka dari puncak dan akan mengunjungi markas Everton pada Sabtu, merupakan tim lain yang memiliki poin krusial pada musim ini di mana posisi manajer Arsene Wenger kembali berada dalam bahaya.

Setelah hanya mencatatkan satu kemenangan dari delapan pertandingan terakhirnya di semua kompetisi dan telah tersingkir dari Piala FA akibat kalah di kandang sendiri dari Watford, debat mengenai masa depan Wenger semakin memanas.

Setelah Barcelona mengamankan spot ke delapan besar Liga Champions melalui kemenangan 3-1 di Nou Camp pada Rabu, Arsenal tidak memiliki apapun untuk dipertaruhkan kecuali mereka dapat kembali bersaing pada perebutan gelar liga.

Bagaimanapun, seperti City, harapan-harapan Arsenal tergantung pada peluang Leicester untuk tergelincir, di mana klub itu tampil cukup baik pada setiap pekannya.

Pertarungan perebutan gelar kelihatannya kini hanya diikuti pasukan Claudio Ranieri dan Tottemham Hotspur, yang tertinggal lima angka dan akan menjamu Bournemouth pada Minggu.

Kedua tim semestinya menang, dengan Leicester, yang memiliki rekor tandang terbaik di kompetisi strata tertinggi, mengunjungi markas Palace yang hanya mampu mendapatkan empat angka dari12 pertandingan terakhirnya.

Tottenham, yang hanya kalah dua kali dari 16 pertandingan kandang terakhirnya di liga, akan menghadapi Bournemouth yang duduk nyaman di peringkat ke-13 di klasemen.

Pada pertarungan menghindari degradasi, manajer Newcastle United Rafael Benitez akan menjalani derby Timur laut perdananya ketika timnya menjamu Sunderland pada Minggu.

Newcastle, yang menghuni peringkat kedua dari bawah di klasemen, tertinggal satu angka dari tetangganya yang menghuni peringkat ke-17 di klasemen yang berisi 20 tim. (Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI