Suara.com - Kenangan akan kemenangan telak 4-1 di kandang Manchester City pada ajang Liga Inggris, 21 November 2015, tak membuat manajer Liverpool, Juergen Klopp, berpikir akan menggunakan strategi yang sama saat lawan seterunya itu di final Piala Liga Inggris, Minggu (28/2/2016), di Stadion Wembley.
Klopp menyadari tekanan psikologis bermain di partai final sangat berbeda dibanding bermain di kompetisi reguler. Kesiapan mental akan jadi salah satu penentu, disamping strategi brilian yang disiapkan pada partai final.
"Kami harus membuat strategi yang tepat. Kami harus bermain lebih baik dari yang City lakukan. Kami harus menutup semua celah yang ada," kata Klopp. "Saya tak peduli bagaimana cara kami memenangi laga itu. Saya hanya peduli bagaimana sebelum laga itu dimulai--siapkan strategi."
Final Piala Liga Inggris ini jadi kesempatan emas pertama bagi Klopp meraih trofi bersama The Reds sejak ditunjuk menggantikan Brendan Rodgers pada 8 Oktober 2015. Manajer asal Jerman ini pun mengaku sangat rakus akan kesuksesan.
Terakhir kali Klopp merasakan gelar juara, yakni saat masih bersama Borussia Dortmund. Kala itu, Klopp membawa klub berjuluk Die Borussen itu menjuarai Piala Super Jerman 2014 dengan menaklukkan Bayern Munich, 2-0.
"Saya orang yang rakus kesuksesan. Kami akan jalani final Piala Liga Inggris dan memenanginya. Banyak manajer yang bekerja sepanjang hidupnya namun tak pernah dapat trofi. Tapi, setelah hanya jalani waktu singkat, saya punya peluang memenanginya," ujar Klopp, ambisius. (Scoresway)