Suara.com - Sejak pindah ke Real Madrid pada musim panas 2012, tidak kurang Luka Modric telah merasakan empat sentuhan pelatih yang berbeda. Sosok pertama yang menjadi pelatihnya adalah Jose Mourinho.
Berkat rekomendasi Mourinho-lah gelandang Kroasia ini bisa berseragam Los Merengues setelah dibeli dari Tottenham Hotspur dengan banderol 22,5 juta poundsterling (sekitar Rp439,8 miliar).
Modric hanya semusim merasakan tangan dingin Mourinho, karena di musim berikutnya Los Merengues menunjuk Carlo Ancelotti sebagai orang nomor satu di kepelatihan Madrid. Dua musim Modric berada di bawah kepelatihan Ancelotti.
Dan jelang bergulirnya musim kompetisi 2015/16, kursi kepelatihan Madrid kembali berganti. Kali ini Rafael Benitez yang ditunjuk sebagai suksesor Ancelotti. Namun, tak sampai setahun, Benitez diganti Zinedine Zidane.
Kebersamaan dengan keempat pelatih yang berbeda itu telah menciptakan kesan tersendiri di hati Modric. Namun, jika disuruh memilih, gelandang berusia 30 tahun in memilih Ancelotti sebagai pelatih favoritnya.
"Saya punya hubungan yang bagus dengan keempat pelatih itu karena mereka telah membantu saya berkembang. Tapi, jika disuruh memilih salah satu, saya memilih Ancelotti," kata Modric kepada BBC.
"Saya dan Ancelotti memiliki hubungan yang bagus, bahkan sampai saat ini. Itulah mengapa saya memilih dia," Modric menambahkan.
Di sisi lain, Modric mengaku senang dengan metode kepelatihan yang dibawa Zidane. Menurutnya, program yang dibawa pelatih asal Prancis itu membuat para pemain makin solid.
"Sejauh ini, semua pemain senang dengan pendekatan yang dilakukannya. Metode kepelatihannya sangat menarik. Dia tahu apa yang dia inginkan. Dia tidak banyak bicara. Dia memberitahu kami apa yang dia harapkan dari kami," jelas Modric. (Soccerway)