"Sinyo Itu Sosok Pelatih Komplet"

Syaiful Rachman Suara.Com
Rabu, 18 November 2015 | 17:30 WIB
"Sinyo Itu Sosok Pelatih Komplet"
Ilustrasi Bola [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan pesepak bola nasional Ferril Hattu mengenang sosok Sinyo Aliandoe sebagai pelatih yang komplet dalam membimbing para pemain binaannya.

"Sinyo adalah sosok pelatih yang komplet. Dia sebagai pelatih juga bisa berperan sebagai orang tua, sebagai teman, sebagai pembimbing, sebagai psikolog," kata dia ketika dihubungi di Jakarta, Rabu.

Ferril, yang bermain di posisi libero, memandang Sinyo sebagai pelatih pintar yang paham strategi dan mengerti bagaimana mengeksplor kemampuan pemainnya.

"Dia punya kemampuan mengombinasikan pemain yang dia punya, mampu menutupi kekurangan satu pemain dengan kelebihan pemain yang lain," kata Ferril, yang pernah menjadi kapten ketika tim nasional memenangkan medali emas sepak bola di SEA Games Manila 1991.

Ferril sendiri pernah dilatih oleh Sinyo. Dia juga termasuk dalam tim nasional Indonesia 1985 yang dilatiih oleh Sinyo, di mana timnas pada waktu itu tampil mengesankan di babak kualifikasi Piala Dunia.

Pada saat itu, timnas Indonesia tinggal satu langkah lagi lolos ke Piala Dunia Meksiko 1986 namun akhirnya kalah oleh Korea Selatan pada babak play off.

Kunci penampilan gemilang tim nasional tersebut, kata Ferril, muncul dari kemampuan Sinyo Aliandoe sebagai pelatih dalam menciptakan suasana tim yang kondusif.

"Kebersamaan, kepedulian, dan keterbukaan bisa tumbuh, sehingga tidak ada pemain individualis. Tim bola bukan satu-dua orang, tapi 11 orang," kata pesepak bola asal Surabaya tersebut.

Tim nasional Indonesia pada saat itu tidak banyak mengambil pemain utama, namun lebih banyak menggunakan jasa para pemain muda. "Pemain senior ada tapi tidak banyak. Dia (Sinyo) bisa meracik tim yang optimal. Dia orang yang selalu bereksperimen dengan pemain muda, dia tidak melihat nama, tapi potensi, kualitas, dan karakter. Soal teknis dia tidak mau dicampuri," ungkap Ferril.

Hal itulah yang menurut Ferril dapat menjadi pelajaran bagi para pelatih-pelatih Tanah Air yang sedang beredar dan masih aktif melatih.

Mantan pemain dan pelatih tim nasional sepak bola Indonesia, Sinyo Aliandoe, meninggal dunia di Rumah Sakit Mayapada Puri Indah, Rabu pagi sekitar pukul 08.42 WIB.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh anak bungsu Sinyo, Theodorus Aliandoe, ketika ditemui Antara di Rumah Duka Rumah Sakit Carolus, Salemba, Jakarta, tempat jenazah disemayamkan.

Theo mengatakan bahwa kemungkinan ayahnya mengalami lemah jantung karena faktor usia. "Kondisi bapak terus melemah seiring bertambahnya usia dan sejak lama juga sudah menderita demensia," kata dia.

Jenazah rencananya akan dimakamkan pada Jumat (20/11) pukul 10.00 WIB.

Sebastian Sinyo Aliandoe lahir di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, pada 1 Juli 1938.

Semasa masih aktif sebagai pesepak bola, Bung Sinyo berkiprah sebagai seorang pemain dan juga pernah menjadi pelatih tim nasional sepak bola Indonesia.

Sinyo Aliandoe, yang pernah dikabarkan menderita demensia atau pikun, juga pernah menjadi pelatih di sejumlah klub Tanah Air, seperti Persija dan Arema.

Karir sepak bola Sinyo sebagai pemain dimulai ketika memperkuat klub Persija Jakarta. Almarhum bersama rekan-rekannya berhasil meraih gelar juara bersama tim Persija pada 1964.

Karena dinilai berbakat oleh beberapa kalangan, Sinyo kemudian dipercaya untuk memperkuat tim nasional pada tahun 60-an.

Karir kepelatihan Sinyo dimulai ketika usianya masih muda pada awal tahun 70-an, atau ketika dirinya mengalami patah tulang pergelangan kaki. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI