Suara.com - Hari ini, 52 tahun yang lalu, Peter Schmeichel lahir di Gladsaxe, Denmark. Pemilik nama lengkap Peter Boleslaw Schmeichel ini adalah mantan kiper timnas Denmark yang pernah merajai Eropa bersama Machester United.
Ingat MU di era 90an, tentu ingat sosok kiper raksasa yang berjaga di depan jala Setan Merah kala itu, Peter Schmeichel. Ya, diperkuat Schmeichel, MU merebut lima trofi Liga Premier, tiga Piala FA, serta satu trofi Liga Champions. Fans MU tentu tak pernah lupa sepak terjang penjaga gawang yang membantu The Red Devils meraih treble pada musim 1998/1999.
MU terbilang beruntung mendapatkan talenta seperti Schmeichel. Betapa tidak, datang ke MU bukan siapa-siapa, 'lulus' dari Old Trafford jadi seorang bintang. Saat itu, namanya tak terlalu dikenal di luar Denmark. Namun penampilannya di MU meroketkan dan mencatatkan namanya dalam sejarah sepak bola dunia. Bersama MU pula, Schmeichel dua kali berturut-turut merebut gelar Penjaga Gawang Terbaik di Dunia, yakni pada tahun 1992 dan 1993.
Jadi pemain penting yang berkontribusi besar di lini pertahanan, MU kesulitan mencari pengganti saat Schmeichel hengkang pada akhir musim 1998/1999. Talenta-talenta baru pun datang dan pergi, sebut saja Mark Bosnich, Fabien Barthez, Tim Howard, dan beberapa kiper hebat lainnya. Sampai akhirnya Setan Merah mendapatkan Edwin van der Sar, sosok yang dianggap mampu menyamai kualitas seorang Schmeichel.
Selepas dari MU, kiper yang memulai kariernya bersama klub lokal Denmark, Brondby, ini pindah ke Portugal. Berjaga di bawah mistar Sporting Lisbon, Schmeichel membantu merebut trofi juara Liga Primeira 1999/2000, setelah 18 tahun puasa gelar.
Hanya dua tahun, Schmeichel memutuskan kembali ke Inggris. Di negeri Ratu Elisabeth II itu, Schmeichel memperkuat dua klub yang berbeda dua musim berturut-turut dan menyatakan pensiun di Manchester City.
Punya karier berkilauan, mungkin tak banyak yang tahu latar belakang Schmeichel. Sebelum jadi kiper top, Schmeichel pernah bekerja di pabrik tekstil, pernah pula menjadi petugas kebersihan di rumah jompo, jadi pekerja kantor di WWF, manajer sales, tentara, karyawan perusahaan iklan, sampai akhirnya mendarat di lapangan hijau.