Suara.com - Serangan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Stadion Stade de France, ketika laga persahabatan antara Prancis dan Jerman sedang digelar, pada Jumat malam (13/11/2015) menunjukkan bahwa terorisme adalah ancaman bagi semua orang.
Seperti diberitakan The Wall Street Journal, ada tiga pembom bunuh diri yang meledakan bom di sekitar stadion di pusat kota Paris itu. Ketiganya berusaha masuk stadion dan dihentikan oleh petugas keamanan, sebelum meledakan diri di luar stadion. Satu korban tewas jatuh dalam ledakan-ledakan itu.
Ketiga pembom bunuh diri yang dikirim ISIS itu, menurut para analis, berusaha meledakan diri di dalam stadion tidak saja untuk menyasar Presiden Francois Hollande yang sedang menonton laga itu, tetapi juga untuk menciptakan kekacuan yang menyebabkan kematian di dalam stadion berisi lebih dari 80.000 orang tersebut.
Arena olahraga memang sering menjadi sasaran serangan teroris. Sebut saja peristiwa Pembantaian Munich pada September 1972 atau yang terbaru, pemboman di arena Boston Marathon pada April 2013.
Tetapi sepak bola adalah salah satu cabang olahraga yang jarang disasar teroris. Tak bisa dijelaskan dengan pasti, mengapa sepak bola jarang diserang. Tetapi beberapa pentolan teroris diketahui adalah pecinta sepak bola.
Pemimpin Al Qaeda, mendiang Osama bin Laden, diketahui mengidolakan Arsenal, klub asal London, Inggris sementara Mohammed Emwazi, si tukang jagal ISIS, ketika remaja merupakan fans berat Setan Merah alias Manchester United.
Berikut adalah tiga serangan teroris terhadap sepak bola dalam 15 tahun terakhir:
Berikutnya: Bom El Clasico