Suara.com - Stade de France saat laga Prancis melawan Jerman rupanya menjadi target sasaran para pelaku bom bunuh diri. Menteri olahraga Prancis Thierry Braillard mengkonfirmasikan bahwa para pelaku mencoba untuk memasuki stadion tersebut.
Saat Prancis mengalahkan juara dunia 2-0 dalam laga persahabatan internasional di Stade de France di kota Saint Denis, Jumat (13/11/2015) waktu setempat. Ketika laga berlangsung, sempat terjadi tiga ledakan bom bunuh diri di luar stadion.
Pada pertandingan itu juga dihadiri oleh presiden Prancis Francois Hollande. Sementara Braillard mengatakan bahwa laporan di awal pekan menyebutkan bahwa para peneror bom berusaha untuk masuk ke dalam stadion.
"Mereka ingin masuk ke staion namun mereka tidak bisa," kata Thierry Braillard saat berbicara kepada Stade 2 acara di saluran televisi France 2.
Namun, dia tidak memberikan keterangan lebih spesifik berapa banyak pelaku yang mencoba masuk ke dalam stadion yang berkapasitas 80.000 penonton itu dan juga cara mereka mencegah para pelaku bom tersebut.
Insiden serangan teror di Stade de France adalah bagian dari dikoordinasi serangan di enam lokasi terpisah di Paris yang menewaskan 132 orang mati, menurut angka terbaru yang dirilis oleh pejabat Prancis.
Meski kota Paris dalam pengamanan ketat namun Menteri Olahraga Prancis ini menambahkan bahwa mereka akan tetap menggelar turnamen Piala Eropa 2016. Ia menyerukan agar nilai nilai sport bisa melawan tindakan barbar tersebut.
"Euro 2016 akan tetap berlangsung. Mereka [para teroris] menargetkan stadion olahraga yang merupakan simbol perdamaian dan persaudaraan. Nilai-nilai Olimpiade kami harus menghadapi barbarisme," kata Braillard. (Scoresway)
Pelaku Bom Bunuh Diri Mencoba Masuk Stade de France
Reky Kalumata Suara.Com
Senin, 16 November 2015 | 07:04 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Darurat di Haiti: Lebih dari 700.000 Orang Terpaksa Mengungsi Akibat Teror Kekerasan Geng
03 Oktober 2024 | 12:35 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI