Suara.com - Kementerian Pemuda dan Olahraga secara resmi memperpanjang masa kerja Tim Transisi yang mempunyai tugas utama mengambil alih tugas dan wewenang Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) setelah dibekukan pemerintah.
"Saya baru saJa mendapat info dari Biro Hukum. SK (surat keputusan) sudah ditandatangani oleh Pak Menteri. Jadi tidak ada ceritanya vakum," kata Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, di Media Center Kemenpora, Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Meskipun sudah dipastikan masa kerja Tim Transisi diperpanjang, Gatot belum menjelaskan dengan detail isi dari SK tersebut. Padahal informasi yang berkembang akan ada pergantian personel yang selama ini menjadi ujung tombak perwakilan pemerintah itu.
Informasinya ada tiga personel baru yang masuk ke Tim Transisi dan semuanya berasal dari Tim Sembilan, yaitu Gatot S Dewa Broto, Joko Susilo, dan Eko Tjiptadi.
"Untuk masalah nama saya belum tahu persis karena belum membaca SK-nya. Tapi memang benar akan ada pergantian," kata pria yang juga Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora itu.
Tim Transisi yang diketuai oleh Bibit Samad Rianto sebenarnya telah mengakhiri masa tugas pada 18 Oktober. Hanya saja tugas utama untuk membenahi persepakbolaan nasional setelah PSSI di bawah kepemimpinan La Nyalla Mattalitti belum tuntas.
Selama ini, Tim Transisi baru bisa menggelar satu turnamen yaitu Piala Kemerdekaan yang diikuti 24 klub dari Divisi Utama. Pada turnamen ini, PSMS Medan dinobatkan sebagai juara setelah di babak final mengalahkan Persinga Ngawi dengan skor 2-1. Selain mengisi kekosongan kompetisi dengan menggelar turnamen, Tim Transisi juga mempunyai tugas untuk menggelar Kongres Luar Biasa PSSI dengan agenda utama pemilihan pengurus baru. Hanya saja hingga saat ini belum terlaksana.
Dengan kondisi tersebut, Kemenpora secara resmi memperpanjang masa kerja Tim Transisi meskipun akan ada penggantian personel. Selama ini ujung tombak tim berada pada Cheppy Wartono, Tommy Kurniawan, Zuhaeri Misrawi, Ricky Yakobi, Bibit Samad Rianto, Diaz Hendropriyono, dan Lodewijk F Paulus. (Antara)