Lev Yashin, Kiper Revolusioner Berjuluk "Laba-laba Hitam"

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 22 Oktober 2015 | 09:00 WIB
Lev Yashin, Kiper Revolusioner Berjuluk "Laba-laba Hitam"
Lev Yashin. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, 86 tahun silam, Lev Yashin lahir di Moskow, kota yang kala itu masih bagian dari Uni Soviet. Pemilik nama lengkap Lev Ivanovich Yashin ini adalah kiper legendaris Uni Soviet yang hingga kini masih dianggap banyak pihak sebagai kiper terbaik dunia.

Tiada yang meragukan nama besar Yashin di depan jala. Segudang prestasi sudah ia torehkan selama 20 tahun kiprahnya di lapangan hijau.

Bulu kuduk siapa yang tak meremang mendengar catatan penyelamatan Yashin. Dirinya menggagalkan 150 eksekusi penalti dan melakoni 270 laga tanpa kebobolan, baik selama berseragam Dynamo Moscow maupun ketika memperkuat timnas Uni Soviet.

Yashin adalah salah satu one club men, alias pemain sepak bola yang hanya memperkuat satu tim sepanjang perjalanan kariernya. Bersama Dynamo Moscow, dirinya merengkuh lima trofi juara Liga Utama Soviet.

Yashin jugalah sosok yang membantu Uni Soviet merebut trofi Piala UEFA tahun 1960 dan medali emas Olimpiade tahun 1956. Pada tahun 1963, Yashin juga terpilih sebagai penerima penghargaan Ballon d'Or. Hingga kini, belum ada satu kiperpun yang menyamai prestasi Yashin.

Yashin dikenal sebagai sosok yang merevolusi peran seorang kiper di lapangan. Ketika di masanya, kiper hanya berdiam di depan jala menanti datangnya bola, Yashin memilih peran sebagai pengatur barisan pertahanan.

Ia adalah kiper pertama yang berani mengatur gerak para bek, memotong umpan para penyerang lawan, dan menyongsong penyerang hendak merobek jalanya. Di masa jayanya, Yashin dijuluki Si Laba-laba Hitam, menyusul penampilannya yang serba hitam saat berlaga di Piala Dunia 1958.

Yashin kecil dibesarkan di tengah keluarga pekerja pabrik industri. Ia mulai berkenalan dengan si kulit bundar pada usia 12 tahun saat dirinya bekerja di pabrik militer yang dibangun untuk memproduksi barang-barang penunjang Perang Dunia II.

REKOMENDASI

TERKINI