Suara.com - Gelandang serang Persib Bandung Firman Utina mengaku puas dengan penyelenggaraan pertandingan Piala Presiden 2015, terutama bayarannya.
"Sangat, sangat memuaskan dalam penyelenggaraan dan profesional cara pembayarannya," kata Firman Utina di Galeri Indosat, Jalan Merdeka Barat 21, Jakarta Pusat, Senin (19/10/2015).
Dia berharap pertandingan Piala Presiden terus digelar karena terbukti banyak penonton.
Namun, dia menyayangkan laga final Piala Presiden di Stadion Utama Gelora Bung Karno diwarnai aksi anarkis.
"Seharusnya permainan sepakbola dijadikan seni," kata Firman.
Dia juga merasa tidak bebas bermain di lapangan karena situasi tersebut, dimana keamanan terhadap suporter dilakukan begitu ketat.
"Bagi kami permainan sepak bola dengan penjagaan yang super ketat tidak menyenangkan, karena kami ingin berekspresi di dalam lapangan hijau dan ingin di lihat banyak orang, sehingga sepak bola betul-betul dinikmati oleh pemain dan penonton," katanya.
Firman Utina mengatakan sepak bola seharusnya menjadi pemersatu bangsa. Menurut dia, bagaimana prestasi PSSI bisa maju kalau suporter terus bertikai.
"Saya berharap sepakbola liga berjalan lagi, kalau seperti ini Piala Presiden selesai, kita bingung mau kemana, kalau liga berjalan bagus, setelah IS ada langkah selanjutnya ke Champion," kata Firman
(Muhamad Ridwan)