Fans Adu Jotos, Inggris dan Lithuania Terancam Sanksi UEFA

Syaiful Rachman Suara.Com
Kamis, 15 Oktober 2015 | 07:58 WIB
Fans Adu Jotos, Inggris dan Lithuania Terancam Sanksi UEFA
Fans Inggris saat menyaksikan laga antara Lithuania vs Inggris di Stadion Vilnius(15/10)[Reuters/Carl Recine]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kerusuhan penonton menjelang pertandingan kualifikasi Piala Eropa 2016 antara Lithuania dan Inggris pada Senin di Vilnius membuat UEFA mendakwa kedua negara itu.

Laporan-laporan mengatakan bahwa sejumlah penggemar Inggris membeli tiket-tiket yang dipesan untuk para pendukung tuan rumah di Vilinius, dan perkelahian pecah ketika kedua kubu penggemar itu saling memukul menjelang pertandingan.

Barisan polisi dibentuk di antara kedua kubu penggemar itu untuk mengendalikan situasi. Hal ini kemudian membuat sebagian besar penggemar terpisah, yang kemudian memblok tangga-tangga.

FA dan Federasi Sepak Bola Lithuania (LFF) didakwa dan akan diadili oleh badan kontrol, etika, dan disiplin UEFA pada 22 Oktober.

Kepolisian Lithuania mengatakan pada Selasa bahwa mereka akan menanyai federasi sepak bola lokal untuk kegagalannya mencegah para penggemar Inggris memasuki zona penggemar tuan rumah.

"Orang-orang Inggris dapat membeli tiket-tiket di internet untuk tribun-tribun yang dialokasikan untuk penggemar Lithuania. Di sanalah terjadi konflik-konflik," kata petugas polisi Vilnius Vytautas Grasys kepada para pewarta pada Selasa.

Grasys juga mengatakan bahwa polisi menahan sembilan penggemar Inggris untuk "hooliganisme" di kota tua Vilnius, di luar stadion pada Senin.

LFF melempar kesalahan kepada para penggemar Inggris yang membeli tiket untuk zona yang dialokasikan untuk penggemar lokal.

"Penyelidikan internal sedang berlangsung. Namun secara praktis kami tidak memiliki keraguan bahwa masalah utama muncul karena sejumlah penggemar dari Inggris melanggar peraturan-peraturan dan membeli tiket-tiket dari pihak ketiga dan bukan dari distributor resmi," kata juru bicara kepada AFP melalui surat elektronik yang menjadi respon terhadap penyelidikan. (Antara/AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI