Suara.com - Hari ini, 38 tahun yang lalu, Antonio Di Natale lahir di Naples, Italia. Di Natale adalah striker Udinese yang pernah pula menjadi bagian skuat timnas Italia.
Striker serba bisa yang amat produktif mencetak gol, itulah Di Natale. Di garis depan, Di Natale bisa menjadi siapa saja. Jadi striker tunggal mampu, dipasang sebagai winger maupun penyerang pun dirinya bisa memberikan kontribusi maksimal.
Tak seperti striker kebanyakan, Di Natale justru makin tajam di usianya kepala tiga. Coba saja lihat prestasinya bersama Udinese pada Serie A musim 2009/2010, ketika ia mencetak 29 gol dari 35 laga yang ia lakoni, atau pada musim 2010/2011, saat ia mengemas 28 gol dari 36 laga yang ia mainkan. Ketika itu usia Di Natale sudah melampaui usia 31 tahun.
Dengan torehan fantastis itu, ia tercatat sebagai Pencetak Gol Terbanyak Serie A dua musim berturut-turut. Pada tahun 2010, konsistensinya membuat dirinya dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Serie A tahun 2010. Tahun itu pula, Di Natale menolak pinangan dari raksasa Serie A, Juventus, dengan alasan keluarganya sudah betah di Kota Udine, markas Udinese.
Hingga saat ini, Di Natale masih memperkuat Udinese. Sebelum berseragam klub berjuluk "Sang Zebra Kecil", Di Natale merupakan punggawa Empoli.
Bersama timnas Azzurri, Di Natale memenangkan trofi Piala Dunia 2006 dan finis sebagai runner-up kedua pada Piala UEFA 2012. Dirinya juga memperkuat Azzurri di Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Euro 2012.
Lelaki berjuluk Toto ini juga olahragawan yang budiman. Ia menanggung biaya hidup saudara perempuan rekannya di Udinese, Piermario Morosini, yang meninggal akibat serangan jantung pada sebuah laga kontra Livorno, tahun 2012 silam. Saudara perempuan Piermario adalah seorang penderita difabel dan tak mendapatkan nafkah menyusul kepergian sang kakak.