Jurgen Kohler, Mantan Bintang Juve Pengasuh Klub Musuh Nazi

Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 06 Oktober 2015 | 09:00 WIB
Jurgen Kohler, Mantan Bintang Juve Pengasuh Klub Musuh Nazi
Jurgen Kohler. (Christophe95)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, 50 tahun yang lalu, Jurgen Kohler lahir di Lambsheim, Jerman. Kohler adalah mantan bek yang pernah berjaya bersama klub-klub besar Eropa di era tahun 1990-an.

Kohler diingat akan sepak terjang dan prestasinya di raksasa Jerman Bayern Munich dan Borussia Dortmund. Kala merumput di Serie A Italia, Kohler juga mencicipi mahkota juara bersama Juventus.

Salah satu pemain bertahan terbaik di generasinya, demikian reputasi Kohler semasa masih aktif menjadi pemain. Kohler adalah tipe bek tengah dengan naluri bertahan, antisipasi, serta tak canggung membantu penyerangan.

Kohler mengawali karier seniornya di SV Waldhof Mannheim selama empat tahun. Ia pindah ke Bayern Munich setelah dua tahun memperkuat FC Koln. Bersama Die Rotten, Kohler merebut satu gelar juara Bundesliga.

Tahun 1991, Kohler dipinang Juventus. Empat tahun berseragam klub Si Nyonya Tua, Kohler mencicipi satu Scudetto Serie A dan satu Piala UEFA.

Kembali ke negeri kelahiran pada tahun 1995, Kohler merumput bersama Borussia Dortmund. Tujuh musim membela Die Borussen, Kohler merebut dua trofi juara Bundesliga dan satu trofi Liga Champions.

Di Timnas Jerman, Kohler pernah pula menorehkan prestasi. Bersama Der Panzer, Kohler merasakan menjadai jawara dunia kala timnya merebut trofi Piala Dunia 1990.

Selepas pensiun tahun 2002, Kohler menjajal kemampuannya dalam melatih. Timnas Jerman U-21 jadi tim pertama yang ia tangani. Hanya setahun, Kohler hengkang dan pindah dari satu klub ke klub lainnya di Jerman.

Sejak tahun 2015 ini, Kohler didapuk untuk menangani SC Hauenstein, sebuah klub yang berlaga di Oberliga Rheinland-Pfalz, kompetisi kasta kelima Jerman. Ada yang unik dari klub ini. Pada tahun 1935, klub ini dilarang beroperasi oleh rezim Nazi lantaran dinilai tak sesuai dengan politik penguasa Jerman kala itu.

REKOMENDASI

TERKINI