Sponsor Raksasa FIFA Bersatu Desak Blatter Mundur

Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 03 Oktober 2015 | 09:15 WIB
Sponsor Raksasa FIFA Bersatu Desak Blatter Mundur
Presiden FIFA Sepp Blatter. (Reuters/Arnd Wiegmann)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sponsor-sponsor besar FIFA bergabung untuk mendesak pengunduran diri Sepp Blatter pada Jumat (2/10/2015). Ini memberikan angin baru terhadap penuntasan skandal korupsi di tubuh organisasi sepak bola dunia itu, bahkan meski Blatter bersumpah untuk mempertahankan kekuasaannya.

Pada pernyataan-pernyataan terpisah yang dikeluarkan sepekan setelah pemeriksaan kriminal diluncurkan terhadap Blatter di Swiss, Coca Cola, McDonald's, Visa, dan Budweiser meminta laki-laki 79 tahun itu untuk mengundurkan diri.

Ini untuk pertama kalinya para penyokong keuangan FIFA --yang bersama-sama telah mendulang ratusan juta dolar untuk organisasi itu melalui berbagai kesepakatan selama beberapa dekade-- secara eksplisit meminta Blatter untuk mundur.

Namun lewat pernyataan pengacaranya, Blatter bersikukuh untuk mempertahankan posisinya.
Sementara sponsor-sponsor yang berbasis di AS mengatakan posisi Blatter kini tidak dapat dipertahankan setelah skandal korupsi yang menghantam dunia sepak bola menuju krisis terburuknya.

"Untuk kebaikan permainan, perusahaan Coca Cola meminta presiden FIFA Joseph Blatter untuk mengundurkan diri secepatnya maka proses reformasi yang kredibel dan berkesinambugan dapat dimulai dengan sungguh-sungguh," kata raksasa minuman ringan itu.

"Setiap hari yang telah berlalu, citra dan reputasi FIFA terus ternoda. FIFA memerlukan reformasi komprehensif dan mendesak, dan itu hanya dapat dicapai melalui pendekatan yang benar-benar independen." Rawa penuh kebatilan McDonald's mengatakan bahwa gelombang pemberitaan terkini membuat Blatter, yang telah bersumpah untuk mempertahankan posisinya sampai pemilihan penggantinya awal tahun depan, tidak dapat meneruskan pekerjaannya.

"Hal-hal yang terjadi pada beberapa pekan terakhir terus mencoreng reputasi FIFA dan kepercayaan publik kepada kepemimpinannya," kata pemimpin restoran cepat saji asal AS itu.

"Kami percaya bahwa demi kepentingan permainan agar presiden FIFA Sepp Blatter mengundurkan diri secepatnya maka proses reformasi dapat berlangsung dengan kredibilitas yang diperlukan." Sementara itu Visa meragukan kemampuan Blatter untuk membersihkan rawa penuh kebatilan yang merusak FIFA.

"Kami percaya tidak ada reformasi yang berarti yang dapat dibuat di bawah kepemimpinan FIFA saat ini. Dan dari apa yang terjadi pada pekan lalu, sudah jelas bahwa akan menjadi yang terbaik untuk FIFA dan olahraga ini agar Sepp Blatter mengundurkan diri secepatnya," kata Visa.

Anheuser-Busch InBev, yang produk bir Budweiser-nya telah menjadi sponsor FIFA sejak 1980-an, juga bergabung dalam desakan ini, mengatakan kehadiran Blatter merupakan "hambatan pada proses reformasi." Pengacara Blatter yang berasal dari New York Richard Cullen mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa presiden FIFA itu tidak berencana untuk menyerahkan posisinya.

Blatter "meyakini bahwa jika ia meninggalkan kantornya sekarang maka itu tidak akan menjadi yang terbaik bagi FIFA atau kelanjutan proses reformasi dan oleh karena itu, ia tidak akan mengundurkan diri," katanya.

"Pengubah permainan" Juru bicara FIFA menolak mengomentari permintaan-permintaan para sponsor, yang menciptakan masalah baru bagi Blatter saat ia berusaha untuk tetap mempertahankan posisinya.

Ketua FA Greg Dyke, yang telah lama menjadi pengkritik Blatter, mengatakan permintaan para sponsor menandai akhir perjalanan sang presiden FIFA.

"Saya pikir ini merupakan pengubah permainan. Tidak masalah apapun yang dikatakan Tuan Blatter jika orang-orang yang membayar FIFA menginginkan perubahan, mereka akan mendapatkan perubahan," kata Dyke di London.

"Bagi siapapun dari kita yang menginginkan perubahan fundamental, ini merupakan kabar baik."
Jaksa penuntut Swiss mengatakan Blatter merupakan target dari sejumla penyelidikan terhadap "mismanajemen kriminal" di FIFA, yang berfokus pada penjualan hak-hak televisi pada 2005 kepada Persatuan Sepak Bola Karibia dan pembayaran sebesar dua juta franc Swiss kepada presiden UEFA Michel Platini, sosok yang berpeluang besar menggantikannya.

Baik Blatter maupun Platini menolak tudingan telah melakukan kesalahan.

Berita bahwa penyelidikan kriminal telah dibuka terhadap Blatter pada pekan lalu menghadirkan kejutan pada dunia sepak bola, memperdalam krisis yang pecah pada Mei, ketika Departemen Kehakiman AS menahan 14 orang dalam kasus penyuapan-penyuapan dalam kesepakatan-kesepakatan sepak bola yang bernilai lebih dari 150 juta dolar terhitung sejak 1991.

Selain dari berkas kriminal terhadap presidennya, sembilan pejabat FIFA telah didakwa di AS. Mantan tangan kanan Blatter, sekretaris jenderal Jerome Valcke diskors pada bulan lalu atas tudingan dirinya terlibat skema pasar gelap tiket seputar Piala Dunia 2014. Valcke membantah klaim-klaim itu. (Antara/AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI