Anggota Komite Eksekutif PSSI Penuhi Panggilan Komdis

Syaiful Rachman Suara.Com
Senin, 28 September 2015 | 22:29 WIB
Anggota Komite Eksekutif PSSI Penuhi Panggilan Komdis
Ilustrasi match fixing [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Komite Eksekutif PSSI Djamal Aziz memenuhi panggilan Komite Disiplin (Komdis) PSSI terkait pernyataan mantan pelatih Persipur Purwodadi, Gunawan dalam kasus pengaturan skor atau "match fixing" yang dilakukan klubnya pada 2013.

Menurut penyataan Gunawan, dirinya telah menghubungi Djamal untuk melaporkan tindakan pengaturan skor yang dilakukan klubnya, namun laporan tersebut tidak direspons dan tidak ditindaklanjuti dengan pemberian sanksi.

"Pada 2011-2013 saya masuk menjadi komite media, bukan komite kompetisi. Sedangkan Gunawan bilang saya komite kompetisi," ujar Djamal usai menjalani sidang Komdis di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Senin (28/9/2015).

Selama rentang waktu tersebut, Djamal yang juga menjabat sebagai anggota Komisi X DPR RI, mengaku belum secara maksimal menjalani perannya di PSSI Terlebih, kata dia, pada 2011 juga terjadi dualisme kepengurusan di tubuh PSSI dan dari segi kompetisi pun terdapat unifikasi antara turnamen ISL dan IPL pada 2013 sehingga kepengurusan sepak bola Divisi Utama kurang terfokus.

"Waktu itu saya masih anggota dewan, dan pada saat itu tidak kurang dari 100 orang per hari yang menelfon saya. Jadi saya katakan tadi pada Komdis bahwa saya tidak ingat kapan, di mana, dan bagaimana Gunawan menelfon. Saya tidak ingat," ujar Djamal.

Sementara itu, Ketua Komisi Disiplin Ahmad Yulianto mengatakan bahwa dari pernyataan Gunawan, Djamal, dan pihak PT Liga Indonesia, dapat ditarik sebuah benang merah bahwa memang praktik pengaturan skor timbul karena pada 2013 tidak ada sistem degradasi dalam klub Divisi Utama sehingga memungkinkan para klub yang berada di peringkat bawah menggunakan kesempatan pengaturan skor untuk memperoleh pemasukan lebih banyak.

"Pada saat itu, Menteri Gamawan Fauzi melarang memberikan anggaran APBD, sehingga cara klub-klub mendanai klubnya ya dengan melakukan `match fixing�. Itu sebabnya federasi atau asosiasi sepak bola bermasalah," ujar Ahmad.

Terkait ketidakhadiran Gunawan dalam sidang hari ini, kata dia, disebabkan karena kesulitan mencari tiket pesawat ke Jakarta sehingga akan dijadwalkan kembali pada Senin (5/10).

Selain kasus pengaturan skor, Komdis PSSI juga terus mendalami kasus pengaturan pertandingan atau "match setting" antara PSIS Semarang dengan PSS Sleman yang terjadi pada 2014.

Untuk mendapatkan keterangan tambahan terkait kasus yang biasa disebut "sepak bola gajah" itu, Komdis PSSI akan memanggil mantan Presiden Direktur PT Liga Indonesia Andi Darussalam Tabusalla.

"Kami akan memanggil pak Andi Darussalam. Kita jadwalkan Kamis (1/10) minggu ini," kata Ahmad.

Menurut Ahmad, proses investigasi yang dilakukan oleh Komdis PSSI sudah 80 persen rampung. Nantinya, pihak-pihak yang diduga bertanggungjawab atas praktik pengaturan skor dan pengaturan pertandingan itu akan dikenai sanksi oleh Komdis PSSI.

"Sebelum akhir tahun lah akan selesai," Ahmad menegaskan. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI