Suara.com - Hari ini, 42 tahun yang lalu, Fabio Cannavaro lahir di Naples, Italia. Cannavaro adalah mantan bek Italia yang menekuni karier di dunia kepelatihan.
Salah satu bek terbaik yang pernah dimiliki Italia, itulah Cannavaro. Meski pada dasarnya Cannavaro adalah bek tengah, dirinya kerap pula diandalkan di sayap kiri maupun kanan lini pertahanan.
Semasa masih aktif sebagai pemain, Cannavaro punya semua kualitas yang diharapkan dari seorang bek. Hanya segelintir bek yang bisa menandingi konsentrasi, kekuatan, antisipasi, positioning, serta kemampuan duel udara Cannavaro.
Cannavaro juga punya jiwa kepemimpinan tinggi. Dirinya pernah dipercaya menjadi kapten timnas Italia dan sukses memimpin Azurri merebut trofi Piala Dunia 2006. Di tahun yang sama, Cannavaro dinobatkan pula sebagai peraih penghargaan pemain terbaik dunia Ballon d'Or.
Penghargaan itu menjadikannya bek ketiga sepanjang sejarah yang pernah meraih Ballon d'Or. Bek Jerman, Franz Beckenbauer dan Matthias Sammer sudah lebih dahulu dianugerahi gelar tersebut.
Cannavaro dilahirkan di Naples. Ibunya berprofesi sebagai pembantu, sementara ayahnya bekerja sebagai juru tulis bank. Bermain pertama kali untuk Bagnoli, Cannavaro direkrut agen pencari bakat Napoli.
Di Napoli, awalnya Cannavaro bertugas sebagai anak gawang. Insiden kecil yang ia alami jadi tonggak bersejarah perjalanan kariernya di dunia sepak bola.
Berawal dari sesi latihan di Napoli, Cannavaro menjegal Diego Maradona, bintang Argentina yang bermain untuk Napoli. Tak pelak, dirinya dimarahi rekan tim dan staf Napoli. Alih-alih marah, Maradona justru memuji permainan Cannavaro, dan mendorongnya untuk terus maju.
Masuk skuat senior Napoli pada tahun 1992, Cannavaro pindah ke Parma pada tahun 1995. Bersama Parma, Cannavaro sukses mempersembahkan satu trofi Liga Europa.
Tujuh tahun memperkuat Parma, Cannavaro dipinang Inter Milan. Namun, hanya dua tahun berselang, Cannavaro pindah ke Juventus.
Kebersamaannya dengan skuat Si Nyonya Tua berakhir pada tahun 2004. Ia lalu pindah ke Madrid dan merumput tiga tahun lamanya di Santiago Bernabeu.
Bersama El Real, Cannavaro merasakan dua kali jadi juara La Liga. Tahun 2009, Cannavaro kembali ke Juventus. Namun, hanya bertahan setahun, kontrak Cannavaro tak diperpanjang.
Cannavaro lalu bermain untuk klub Uni Emirat Arab, Al Ahli. Cedera serius pada bagian lutut, Cannavaro memutuskan gantung sepatu. Kabarnya ia dibeli oleh klub India, Siliguri. Sayang liga tersebut tak pernah bergulir.
Pensiun, Cannavaro mencoba peruntungan di dunia kepelatihan. Al Ahli menjadi klub pertama yang ia tukangi. Pada tahun 2014, Cannavaro diisukan bakal menggantikan Zinedine Zidane sebagai asisten pelatih Rela Madrid. Namun, hal itu tak terealisasi.
Adalah klub Liga Super Cina, Guangzhou Evergrande, yang ditukangi Cannavaro selanjutnya. Namun, belum genap 6 bulan mengarsiteki Guangzhou Evergrande, Cannavaro dicopot dari kursi kepelatihan dan digantikan oleh pelatih Luiz felipe Scolari.
Kini, belum diketahui klub mana yang selanjutnya bakal menampung Cannavaro sebagai pelatih.