Suara.com - Hari ini, 47 tahun yang lalu, Slaven Bilic lahir di Split, Yugoslavia. Bilic adalah mantan pemain Kroasia yang kini menjadi manajer klub Liga Premier, West Ham United.
Bilic ditunjuk menjadi manajer West Ham pada 9 Juni 2015. Diasuh Bilic, West Ham mencatat kemenangan-kemenangan besar di beberapa laga awal Liga Premier yang mereka lakoni.
Arsenal yang jadi korban pertama pasukan Bilic di laga perdana Liga Premier. Bertandang ke Emirates Stadium, skuat Bilic menghajar anak-anak asuhan Arsene Wenger dengan dua gol tanpa balas.
Pekan keempat Liga Premier, giliran Liverpool yang menelan pil pahit. Bertanding di kandang sendiri, The Reds dipaksa menyerah 3-0 oleh The Hammers.
Kemenangan skuat Bilic atas anak-anak asuh Brendan Rodgers ini jadi catatan manis buat West Ham. Pasalnya, Bilic adalah manajer pertama yang memimpin West Ham mengalahkan Liverpool di Anfield untuk pertama kalinya sejak tahun 1963.
Bilic dikenal akan gaya melatih yang khas. Ia punya cara khusus untuk memotivasi para pemainnya. Penggemar musik rock itu biasa meminta anak-anak asuhnya untuk mendengarkan musik inspiratif sebelum dan sesudah bertanding.
Sebelum dipercaya menangani West Ham, Bilic menukangi klub asal Turki, Besiktas. Dua tahun sebelumnya, Bilic duduk di kursi pelatih Lokomotiv Moscow.
Sebelumnya, mantan bek yang pernah membawa Kroasia finis sebagai juara tiga Piala Dunia 1998 ini adalah pengasuh timnas Kroasia selama enam tahun. Saat melatih Kroasia, gitaris band rock Kroasia, Rawbau ini juga pernah membuat kejutan dengan mengalahkan Inggris di kualifikasi Euro 2008. Pasalnya, itu menjadi kekalahan pertama Inggris di Stadion Wembley sepanjang sejarah.
Manajer yang pernah menjadi pemain West Ham dan Everton ini dikenal kerap melontarkan pernyataan-pernyataan unik.
Salah satunya adalah ketika dia mengatakan, "Dengan segala hormat kepada kaum perempuan, sepak bola adalah hal paling indah di dunia".
Sebagian pernyataan Bilic didasarkan pada paham sosialis yang sudah mendarah daging. Misalnya ketika dia mengatakan,"Filosofi tim ini adalah 'kekuatan di tangan rakyat'. Tidak ada yang kaya dan miskin di sini. Tidak ada kelas. Itulah mengapa saya menekankan sebuah tim sosialis", dalam sebuah interview saat dirinya masih menjadi pelatih Besiktas.