Buka Piala Presiden, Jokowi: Tidak Apa-apa Diberi Sanksi FIFA

Siswanto Suara.Com
Minggu, 30 Agustus 2015 | 17:43 WIB
Buka Piala Presiden, Jokowi: Tidak Apa-apa Diberi Sanksi FIFA
Presiden Joko Widodo buka pertandingan sepakbola Piala Presiden di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Minggu (30/8/2015) [suara.com/Luh Wayanti]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketika membuka turnamen sepakbola Piala Presiden di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Minggu (30/8/2015), Presiden Joko Widodo mengatakan tidak masalah PSSI diberi sanksi oleh organisasi sepakbola dunia, FIFA. Pasalnya, selama ini Indonesia juga tidak pernah bertanding di ranah internasional.

"Kita selama ini kalah terus jadi tidak apa diberi sanksi oleh FIFA," kata Presiden Jokowi.

Jokowi mengingatkan banyak negara di dunia yang juga pernah dikenai sanksi oleh FIFA, di antaranya Spanyol, Brunei Darussalam, Australia, dan Brasil.

"Semua negara itu pernah diberikan sanksi, dan mereka telah melakukan pembenahan di tubuh sepakbola," katanya.

Momentum ini, kata Jokowi, harus dijadikan sebagai reformasi dunia sepakbola.

"Kita butuh mereformasi dunia sepakbola kita. Semua harus berkorban, diperlukan kesabaran untuk membangkitkan sepakbola nasional, ini adalah pil pahit yang harus ditelan, agar sepakbola Indonesia bisa sehat kembali," kata dia.

Mantan Wali Kota Solo tidak hanya memberi kata sambutan, dia juga memahat piala tropi yang terbuat dari kayu. Jokowi juga turun ke lapangan bersama dua klub yang akan berlaga, Bali United dan Persija. Di lapangan, Jokowi memberikan tendangan pertama kepada Bali United.

Tujuan pertandingan ini untuk menjalankan roda persepakbolaan Indonesia setelah vakum sejak mendapat sanksi FIFA.

Kompetisi Piala Presiden diikuti oleh 13 klub ISL dan tiga klub dari divisi utama. Mereka memperebutkan hadiah Rp3 miliar.

Tarian Gora Wiraga Sengara

Pertandingan sepakbola Piala Presiden dibuka dengan tarian Gora Wiraga Sengara.

Tarian tersebut menceritakan tentang dunia persepkabolaan yang terjadi saat ini. Tarian didukung ratusan penari dari Kabupaten Gianyar.

Awalnya, ada empat betarakala yang berkelahi, kemudian disusul ribuan penari yang menggambarkan masyarakat yang ingin menumbuhkan dunia persepakbolaan. Mereka membawa replika bola berwarna hijau. Saat para penari masuk lapangan, spontan para suporter bertepuk tangan.

"Dari tarian itu kami berpesan untuk memghentikan kegaduhan dunia persepakbolaan kita. Dan membangun olahraga yang sehat," kata Koreografer Tari Gora Wiraga Sengara Profesor I Wayan Dibya.

Dosen Institut Seni Indonesia, Denpasar, menambahkan jumlah penarinya 750 orang.

"Durasi tarian ini hanya tujuh menit. Semoga tarian ini mengena di masyarakat," tuturnya.

Tarian Gora Wiraga Sengara menggabungkan Tari Pendet dan Tari Kecak. (Luh Wayanti)

REKOMENDASI

TERKINI