Suara.com - Penjaga gawang Pusamania Borneo FC, Galih Sudaryono kini sedang menekuni pekerjaan sampingannya sebagai penyewa odong-odong. Pekerjaan itu terpaksa ia lakoni untuk menghidupi keluarga pascadibekukannya PSSI oleh Menpora Imam Nahrowi.
Sebagai pemain profesional Indonesia Super League (ISL), lelaki berbadan tinggi tegap ini tidak malu menggeluti pekerjaan sebagai penyewa odong-odong. Dia pun tidak gengsi.
"Nggak gengsi, nggak minder. Kalau gengsi nanti malahan nggak dapat pemasukan buat kebutuhan keluarga. Dan yang penting halal," kata Galih ketika ditemui suara.com di rumahnya di Randurejo RT 007, RW 010, Ngringo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (5/8/2015).
Galih mengaku pendapatan yang dihasilkan dari penyewa odong-odong tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Satu kali sewa hanya dikenai tarif sebesar Rp5.000 per anak. Sementara odong-odong yang disewakan tersebut ada 5 rangkaian yang berbentuk holikopter.
Selama ini, suami dari Lia Dwita itu menyewakan odong-odongnya di lokasi keramaian seperti bazzar. Selain itu juga di sejumlah tempat hiburan, seperti di Stadion Manahan Solo.
"Biasanya Minggu di Stadion Manahan mulai dari pagi sampai siang pukul 11.00 WIB. Selama kurang lebih empat jam penghasilan saya bisa mencapai Rp1,5 juta. Alhamdulillah cukup buat keperluan makan dan biaya sekolah anak," terang bapak satu anak, itu.
Lebih jauh, Galih juga menceritakan perjalannya sebagai penjaga gawang di sepakbola Indonesia. Sebelum bergabung di Pusamania Borneo FC, dirinya pernah bergabung bersama Tim Persiba Bantul Tahun 2006, 2006-2007 di Timnas U-23.
Kemudian 2007-2008 PSS Sleman, 2008-2009 PSMS Medan, 2009-2010 Pro Duta FC, 2010-2011 Persiba Balikpapan, 2011-2013 Persija Jakarta, 2013-2014 Persisam Samarinda dan 2014-2015 Pusamania Burneo FC.
"Pekerjaan ini hanya untuk mengisi harian di rumah sambil menunggu kepastian sepakbola Indonesia pascapembekuan. Nanti kalau sudah kembali normal, saya tetap akan kembali bergabung," ujar lelaki kelahiran Salatiga. (Labib Zamani)