Suara.com - Kericuhan antar suporter tim tuan rumah mewarnai laga pertandingan Persis Solo melawan PSIS Semarang pada leg kedua Final Piala Polda Jawa Tengah di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Kamis (30/7/2015). Kericuhan tersebut terjadi di masa injury.
Sekretaris PT. Persis Solo Saestu, Sapto Joko Purwadi mengatakan, pertandingan antara kesebelasan Persis Solo melawan PSIS Semarang dalam Final Piala Polda Jawa Tengah dimulai pukul 15.30 WIB. Dalam pertandingan tersebut, pihaknya sengaja tidak menghadirkan suporter tim tamu.
Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi terjadinya kericuhan seperti yang terjadi pada leg pertama Persis Solo melawan PSIS di Stadion Jatidiri, Semarang, beberapa waktu lalu.
“Kericuhan ini terjadi karena kesalahpahaman antar suporter tim pendukung. Tetapi dapat diredam dan tidak ada korban jiwa,” kata Sapto ketika dihubungi Suara.com.
Sebelum kericuhan terjadi, lanjut Sapto, beberapa kali para suporter pendukung ini menyalakan petasan dan kembang api. Sehingga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kemudian pertandingan dihentikan sementara di menit 64. Setelah kondusif pertandingan tersebut kembali dilanjutkan.
Beberapa menit kemudian terjadi kericuhan. Para suporter pendukung saling melakukan lempar batu. Kericuhan terjadi di tribun B6 dan B7. Akibat kericuhan itu, salah seorang asisten wasit diketahui bernama Sumanto terkena lemparan batu.
“Pertandingan leg kedua ini dinyatakan selesai dengan skor 0-0. Karena pertandingan selesai pada menit ke-92. Dan akan dilanjutkan untuk leg pertama di Stadion Jatidiri Semarang,” imbuh dia.
Lebih lanjut, kata Sapto, kericuhan tersebut dapat diredam setelah ratusan aparat kepolisian dan TNI diterjunkan ke Stadion Manahan Solo. (Labib Zamani)