Korban Skenario Sepakbola Gajah Ingin Temui Menpora

Reky Kalumata Suara.Com
Kamis, 30 Juli 2015 | 12:29 WIB
Korban Skenario Sepakbola Gajah Ingin Temui Menpora
Salah satu pemain PSS Sleman membuka skenario drama dibalik pertandingan antara PSS Sleman dengan PSIS Semarang, Kamis (30/7/2015) [suara.com/Wita Ayodhyaputri]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Empat pemain PSS Sleman yang hadir dalam acara Kupas tuntas kasus sepak bola gajah PSIS Semarang vs PSS Sleman di hotel Merapi Merbabu Yogyakarta mengaku ingin bertemu langsung dengan Menpora Iman Nahrowi.

Keempat pemain PSS Sleman yaitu Satrio (bek kanan PSS Sleman) ,  Ridwan (Gelandang PSS Sleman),  Moniaga (Striker PSS Sleman) dan Ronald (bukan nama sebenarnya) yang hadir dalam acara yang digelar oleh Forum Diskusi Suporter Indonesia ingin bertemu Menpora guna meminta keadilan.

"Saya ingin bertemu langsung dengan Menpora, saya ingin minta keadilan untuk bebas dari sanksi karena itu main bola mata pencaharian saya, saya sangat sedih sekali gak bisa main lagi padahal saya masih sangat muda, umur saya masih 22 tahun," kata Ronald yang mendapat sanksi dari komdis PSSI seumur hidup tak dapat bermain bola atau mengikuti kompetisi sepakbola akibat pertandingan sepakbola gajah.

Senada dengan Ronald, Satrio juga berharap ingin bertemu langsung dengan Menpora untuk menjelaskan secara langsung tentang apa yang sebenarnya terjadi dibalik sepakbola gajah tersebut.

"Kami ingin ketemu langsung Bapak Menpora, kami tidak akan menutup - nutupi di depan Menpora, kami ingin ketemu Menpora juga karena ingin ada jaminan keamanan," kata Satrio.

Sementara itu akibat pertandingan sepakbola gajah tersebut, Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan hukuman kepada dua pemain dari PSS Sleman yang melakukan gol bunuh diri mendapat hukuman larangan bermain sepakbola seumur hidup serta denda 100juta rupiah, hukuman serupa juga diterapkan kepada kiper dalam pertandingan tersebut.

Sementara seluruh pemain yang yang saat itu terlibat langsung dalam pertandingan tersebut mendapat hukuman sanksi lima tahun larangan bermain sepak bola dan denda Rp 50 juta.

Akibat sanksi tersebut saat ini keempat pemain yang hadir dalam acara kupas tuntas kasus sepak bola gajah PSIS Semarang vs PSS Sleman tersebut mengaku kesulitan secara ekonomi.

Ronald mengaku saat ini dirinya tak lagi bekerja dan tak memiliki penghasilan, semetara Satrio mengaku bekerja sambilan sebagai penjual online shop, Ridwan mengaku saat ini bertani dan tak ada pekerjaan serta Moniaga mengaku tak bekerja bahkan untuk kebutuhan sehari - hari Moniaga mengaku justru istrinya yang bekerja.

Bagi keempat pemain bola tersebut sanksi dari komdis PSSI tak hanya memukul perekonomian mereka namun juga memukul kondisi mental dan psikis mereka, apalagi mereka sebelumnya mengandalkan sepakbola menjadi mata pencaharian utama mereka.

Pasca kejadian sepakbola gajah 8 bulan lalu tersebut juga tak ada kejelasan dari PSS Sleman, mereka juga tak mendapatkan uang sepeserpun dari pertandingan yang berakhir dengan kesedihan, bahkan hak gaji merekapun tak dibayarkan penuh oleh PSS Sleman, saat ini bahkan keempatnya mengaku sudah putus komunikasi dengan Rumadi maupun Supardjiono.

Untuk itu mereka sangat berharap dapat bertemu langsung dengan Menpora, selain agar mendapat jaminan keamanan karena membuka secara menyeluruh soal skenario sepakbola gajah juga agak Menpora dapat menarik kembali sanksi yang sudah diberikan komdis PSSI agar nasib,  perkonomian serta cita - cita mereka dapat terus berjalan dengan baik. (Wita Ayodhyaputri)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI