Ronald juga mengungkapkan yang saat itu menjadi eksekutor tendangan bunuh diri mengakui tak bermaksud bunuh diri, namun kondisinya memang sangat tertekan lantaran diminta melakukan gol bunuh diri oleh Rumadi yang saat itu menjabat sebagai Manager Teknik PSS Sleman dan Supardjiono yang kala itu menjabat GM PSS Sleman.
"Waktu itu Pak Rumadi bilang ke saya di ruang ganti, katanya kalau saya lakukan gol bunuh diri, PSS akan terhindar dari Borneo, saat itu saya sendiri yang diminta itu, kalau yang lainnya saya nggak tahu," kata Ronald.
Ronald mengatakan selain Rumadi saat itu Supardjiono juga memintanya melakukan gol bunuh diri, namun di lokasi yang berbeda.
"Pas kira - kira menit ke 70 tau 80 saya dipanggil Pak Supatdjiono di pinggir lapangan, katanya wani ora, lek wes selak kedisikan Semarang, wes kono mundur (berani tidak, segera lakukan sebelum didahului Semarang, sudah sana mundur)," kata Ronald.
Mendengar kata - kata tersebut Ronald pun mengaku emosi dan sangat bingung, apalagi saat itu dia mendapat umpan bola sehingga tanpa sadar menendangnya ke arah gawang dan sayangnya tak ditangkap oleh kiper sehingga terjadi gol bunuh diri.
Melihat kejadian tersebut Ronald mengaku sangat sedih dan terpukul. Lelaki berumur 22 tahun ini sedih karena sebenarnya dia sangat bercita - cita menjadi pemain sepakbola profesional sehingga sebelumnya tak pernah terpikir melakukan hal bodoh semacam itu.
Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui sambungan telfon, Suparjionobmantan GM PSS Sleman membantah seluruh keterangan dari ke empat pemain PSS tersebut.
"Itu tidak benar, saya tidak tahu dan tidak menginstruksikan apapun ke pemain, saya tidak menyaksikan pertandingan hingga akhir karena saya pergi duluan. Kan kasus ini juga sudah diselidiki dan di sidangkan oleh PSSI jadi sudah selesai," kata Supardjiono. (Wita Ayodhyaputri)
BERITA MENARIK LAINNYA:
Korban Skenario Sepakbola Gajah Ingin Temui Menpora