Pemain PSS Sleman Akhirnya Buka-Bukaan Soal Sepakbola Gajah

Siswanto Suara.Com
Kamis, 30 Juli 2015 | 12:08 WIB
Pemain PSS Sleman Akhirnya Buka-Bukaan Soal Sepakbola Gajah
Salah satu pemain PSS Sleman membuka skenario drama dibalik pertandingan antara PSS Sleman dengan PSIS Semarang, Kamis (30/7/2015) [suara.com/Wita Ayodhyaputri]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Empat pemain PSS Sleman akhirnya mau membuka skenario drama di balik pertandingan antara PSS Sleman dengan PSIS Semarang yang dilakukan pada laga delapan besar divisi utama grup 1 tanggal 26 Oktober 2014 lalu di lapangan militer milik Akademi Angkatan Udara Adisutjipto Yogyakarta, Berbah, Sleman.

Pertandingan antara ke dua tim tersebut sempat menarik perhatian masyarakat Indonesia, bahkan FIFA lantaran dalam pertandingan saat itu, lima gol yang tercipta seluruhnya merupakan gol bunuh diri dan pertandingan tersebut dikenal dengan sepak bola gajah.

Keempat pemain PSS Sleman yang hadir dalam Kupas tuntas kasus sepak bola gajah PSIS Semarang vs PSS Sleman yang digelar oleh Forum Diskusi Suporter Indonesia di Hotel Merapi Merbabu Yogyakarta tersebut di antaranya Satrio (back kanan PSS Sleman) Ridwan (Gelandang PSS Sleman) Moniaga (Striker PSS Sleman) dan Ronald (bukan nama sebenarnya).

Satrio setelah delapan bulan akhirnya bersama tiga temannya mau mengungkapkan kejadian sebenarnya tentang sepakbola gajah lantaran selama ini dia sudah merasa sangat lelah dengan drama yang terus terjadi.

Satrio mengatakan pengakuannya merupakan panggilan hati nurani untuk mengungkapkan kebenaran, meskipun dia sadar tindakannya beserta teman - temannya bakal memiliki resiko, sebab bisa membongkar pihak - pihak yang terlibat dalam pertandingan tersebut.

Satrio mengungkapkan bahwa saat melakukan pertandingan sepak bola gajah, dia merasa tertekan dan sangat bertentangan dengan hati nurani.

"Selama ini kami dikondisikan ikut ini itu tapi tidak ada hasil, selama ini kami selalu disalahkan, padahal kami ini korban, pelatih juga korban, tapi initinya saat itu kami disuruh jangan sampai bertemu Borneo FC kalau ingin ke ISL. Pak Supardjiono (General Manager PSS pada saat itu) yang mengatakan itu setelah pemain briefing dengan pelatih," kata Satrio.

Menurut Satrio alasan agar tak bertemu Borneo FC lebih karena alasan non formal, bukan karena kualitas pemain PSS kalah dari Borneo FC, karena secara mental saat itu yang ada dibenak para pemain adalah berjuang semampu mereka.

Meskipun demikian saat ditanya lebih lanjut soal alasan non teknis tersebut, keempatnya tak memberikan penjelasan lebih jauh. Menurut mereka jika bertemu Borneo FC, kemungkinan besar PSS Sleman akan kalah.

Saat itu, Satrio, Ridwan, dan Moniaga memang tak membuat gol bunuh diri, namun mereka menjadi saksi bagaimana sepakbola gajah diatur sedemikian rupa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI