Suara.com - Hari ini, 55 tahun yang lalu, Luis Oliveira Goncalves lahir di Angola. Goncalves adalah pelatih yang sukses membawa Angola menembus kompetisi sepak bola terpanas sejagat, Piala Dunia.
Sudah pasti, hanya segelintir orang saja yang pernah mendengar pelatih yang satu ini. Ya, datang dari negara Afrika yang jarang terjun di kompetisi sepak bola dunia, nama Goncalves tak populer.
Namun, ada satu prestasi dari pelatih ini yang tak bisa dipandang sebelah mata. Pelatih yang dijuluki "Profesor" karena ketajamannya membaca pertandingan ini berhasil memoles timnas Angola sedemikian rupa sehingga membuat dunia terpana pada ajang Piala Dunia 2006 silam.
Kisah ini berawal saat Goncalves, yang sukses membawa timnas U-20 memenangkan African Youth Championship, dipercaya menukangi timnas senior untuk mengikuti kualifikasi Piala Dunia 2006 Jerman. Tak dinyana, Angola lolos ke putaran final Piala Dunia, bahkan finis di puncak grup kualifikasi, mengungguli tim besar Nigeria yang harus puas di posisi runner-up grup.
Lolos ke putaran final tak membuat orang berhenti memandang Angola dengan sebelah mata. Dinilai sebagai tim terlemah di Piala Dunia 2006, Angola membuktikan mereka tak datang ke Jerman hanya untuk dibantai.
Berada di grup D, bersama Portugal, Meksiko, dan Iran, Angola diprediksi hanya bakal jadi bulan-bulanan. Namun, lewat disiplin tinggi dan taktik terorganisir yang diberlakukan Goncalves, prediksi itu patah dengan sendirinya.
Memanfaatkan pemain yang ada, Angola hanya kalah 1-0 dari Portugal. Saat menghadapi Meksiko, pertahanan yang ketat membuat Angola sukses memaksa jawara Amerika Tengah itu bermain imbang tanpa gol.
Di laga ke tiga, Goncalves konsisten menerapkan strategi di dua laga sebelumnya. Hanya saja, kali ini pelatih itu memperbanyak skema serangan balik.
Hasilnya tak mengecewakan. Satu gol tercipta dari kaki Flavio, yang menjadi gol pertama Angola dalam sejarah penyelenggaraan Piala Dunia. Sayang, Iran berhasil menyamakan kedudukan dan Angola pun gagal lolos ke fase gugur lantaran finis di urutan ketiga grup.
Kendati demikian, Goncalves, satu-satunya pelatih asli Afrika di turnamen tersebut, menuai banyak pujian. Pengelolaan disiplin pemain yang ketat membuat tim rangking ke-57 dunia itu berbicara banyak di level dunia.
Selepas Piala Dunia, Goncalves masih dipercaya melatih timnas hingga akhirnya turun dari jabatannya pada tahun 2008.
BACA JUGA:
Jadwal Perempat Final Copa America 2015
Tim Unggulan Lolos ke Perempat Final Copa America 2015
Brasil Putuskan Tak Banding Skorsing Neymar
Brasil Tak Banding, Neymar Tinggalkan Chile