PSSI Dibekukan, Masyarakat Inginkan Federasi Sepak Bola Baru

Syaiful Rachman Suara.Com
Senin, 08 Juni 2015 | 02:00 WIB
PSSI Dibekukan, Masyarakat Inginkan Federasi Sepak Bola Baru
Kisruh berkelanjutan menuntut pembenahan dalam tubuh PSSI. [Antara/Agus Bebeng]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hasil survei dari Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (kedaiKOPI) menunjukkan bahwa sebanyak 246 (33,47 persen) masyarakat menginginkan dibentuknya federasi sepak bola baru dengan pengurus-pengurus yang baru juga.

"Setelah PSSI dibekukan Menpora dan Indonesia dihukum FIFA, masyarakat menginginkan supaya dugaan mafia sepak bola di Tanah Air segera dibongkar. Setelah itu, barulah federasi yang baru dibentuk," kata Juru Bicara kedaiKOPI Hendri Satrio di Jakarta, Minggu.

Melalui siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, ia menjelaskan masyarakat sendiri terbelah dua dalam menyikapi hukuman dari FIFA tersebut. Sebagian mendukung langkah Menpora untuk mereformasi total sepakbola termasuk di tubuh federasi, sebagian lagi tetap menghendaki sepak bola diurus sepenuhnya oleh PSSI.

Hendri mengatakan, dalam kondisi yang "beku" ini, mayoritas pengunjung situs berharap agar dugaan adanya mafia sepak bola dapat segera dibongkar. Setelah itu, barulah dibentuk federasi baru. Dari total 735 suara, yang memilih opsi ini sebanyak 377 (51,29 persen).

"Itu adalah tindakan nyata, semua orang ingin kasus mafia dibongkar, barulah sikap nyatanya dengan membentuk federasi baru," katanya.

Selain itu, hanya 70 suara (10,34 persen) yang berharap urusan sepak bola dikembalikan kepada PSSI dengan pengurusnya yang lama. Sisanya, 36 suara (4,9 persen), memilih jawaban apatis "terserah, yang penting juara".

Selama ini isu mafia sepakbola, pengaturan skor pertandingan, selalu disebut-sebut sebagai biang kehancuran sepak bola Indonesia, tapi siapa pelaku-pelakunya, siapa-siapa yang terlibat, belum pernah terungkap.

Ia juga menyampaikan, baru-baru ini sejumlah petinggi FIFA ditangkap polisi dan FBI di Swiss. Artinya, dugaan bahwa FIFA selama ini adalah sarang korupsi dan praktek bisnis yang kotor mulai terkuak.

Melalui hasil polling masyarakat berharap dugaan pembongkaran dugaan mafia juga bisa dilakukan Indonesia. (Antara)

REKOMENDASI

TERKINI