Mitos "Penakluk Juara Bertahan" Hantui Barcelona

Syaiful Rachman Suara.Com
Sabtu, 06 Juni 2015 | 07:05 WIB
Mitos "Penakluk Juara Bertahan" Hantui Barcelona
Pemain Barcelona rayakan kemenangan di partai final Copa del Rey (31/5) [Reuters/Albert Gea]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Laga penentu tim terkuat di benua Eropa musim ini tinggal menghitung jam. Minggu (7/6/2015) dini hari WIB, Barcelona berhadapan dengan Juventus.

Sejumlah fakta menarik tersaji jelang pertemuan juara La Liga dengan peraih Scudetto Serie A tersebut. Mulai dari kiprah pelatih, hingga perebutan gelar treble musim ini.

Namun ada mitos yang cukup menarik jelang duel di Berlin. Yaitu, jatuhnya trofi Liga Champions ke tim yang berhasil menumbangkan juara bertahan.

Mengingat usia kompetisi kasta tertinggi benua biru yang telah berlangsung selama lebih dari lima dekade lalu, mitos tersebut mungkin sulit dilacak. Akan tetapi, jika melirik ke lima musim ke belakang, mitos tersebut benar-benar terjadi.

Diawali dengan keberhasilan Inter Milan memenangkan Liga Champions di musim 2009/10. Inter saat itu berhasil menundukkan Barcelona yang merupakan juara di musim 2008/2009, di babak semifinal.

Menghadapi Bayern Munich di partai final, Inter menang telak dengan dua gol tanpa balas sekaligus mengukuhkan diri sebagai klub Italia pertama yang meraih tiga gelar dalam satu musim.

Mitos penakluk juara bertahan menjadi pemenang di partai final kembali terjadi di musim 2011/12. Tampil sebagai juara bertahan di musim sebelumnya, Barcelona gagal mempertahankan gelar setelah ditaklukkan Chelsea di semifinal.

Seperti halnya Inter Milan, di partai puncak The Blues juga berhadapan dengan Bayern Munich. Dan lewat drama adu penalti, Chelsea berhak memboyong trofi Liga Champions ke London.

Mitos tersebut kembali terulang di musim 2013/14 kemarin. Real Madrid berhasil menundukkan juara musim 2012/13, Bayern Munich di babak empat besar sebelum sukses meraih La Decima usai menekuk rival sekota, Atletico Madrid, di babak final.

Dan musim ini, Madrid pun gagal mempertahankan gelar sebagai juara bertahan. Juventus secara mengejutkan berhasil menyingkirkan Los Galacticos di semifinal.

Kini, Juventus akan menghadapi Barcelona. Meski tidak diunggulkan, La Vecchia Signora tampaknya bisa sedikit tersenyum.

Karena jika mitos tersebut berlanjut, maka La Vecchia Signora akan keluar sebagai tim yang berhak memboyong Si Kuping Lebar ke Turin.

Sementara bagi Barcelona, fakta di atas boleh saja ditepis. Namun, kenyataan bahwa hal aneh biasa terjadi di Liga Champions pastinya menghantui langkah Barcelona di partai final nanti.

Akankah mitos penjegal langkah juara bertahan menjadi juara akan kembali terjadi di Liga Champions musim ini? Kita tunggu saja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI