Suara.com - Otoritas sepakbola dunia FIFA bisa jadi akan mengambil suara untuk menjatuhi sanksi terhadap persepakbolaan Israel, terkait laporan tindak diskriminasi yang juga bernuansa rasis dan penindasan terhadap pesepakbola Palestina.
Sebagaimana diberitakan BBC, Rabu (20/5/2015), Asosiasi Sepakbola Palestina (PFA) telah melaporkan adanya sejumlah sikap diskriminasi sekaligus langkah penindasan oleh Asosiasi Sepakbola Israel (IFA). Tindakan seperti rasisme, penghalang-halangan aktivitas pemain dan pengaturan di mana klub harus berbasis, disebut merupakan pelanggaran aturan FIFA, dan PFA pun mengajukan dijatuhkannya sanksi terhadap Israel.
PFA bahkan telah mengajukan unutk menjatuhkan sanksi itu pada Kongres FIFA tanggal 29 Mei 2015 mendatang. Untuk diketahui, masalah serupa sebenarnya sudah pernah dibawa ke dalam agenda FIFA pada 2013 dan 2014 lalu, namun senantiasa tercapai kompromi yang akhirnya meloloskan Israel dari sanksi.
Kini, jika pihak Israel memang akhirnya dijatuhi sanksi, setidaknya klub-klub negara itu untuk sementara tidak akan bisa ikut serta di ajang bergengsi macam Liga Champions UEFA (di mana Israel bernaung). Israel juga otomatis tidak akan bisa ikut serta di Euro 2016 karenanya.
Sejauh ini, pihak Palestina rata-rata mengemukakan protes atas tiga tindakan utama Israel. Yang pertama yaitu bahwa pemain dan ofisial Palestina secara rutin dibatasi dalam beraktivitas yang pada akhirnya menyulitkan mereka menjalani pertandingan. Hal kedua, bahwa lima klub Palestina saat ini tergabung dalam Liga Israel yang dilaksanakan di lokasi permukiman pada wilayah pendudukan Israel di Tepi Barat. Yang ketiga adalah keluhan bahwa IFA senantiasa menutup mata terhadap kasus-kasus rasisme yang menimpa pemain Palestina.
Menjawab klaim PFA itu, pihak Israel sejauh ini terkesan santai dan hanya berargumen bahwa mereka tidak bisa campur tangan atas kebijakan atau peraturan pemerintah di berbagai wilayah. Sebagaimana diketahui, di berbagai wilayah pendudukan Israel, orang Palestina kerap dibatasi pergerakannya, termasuk juga dalam membawa barang tertentu, dan itu tak terkecuali berlaku tehadap olahragawan.
"Saya rasa tidak ada asosiasi sepakbola mana pun di dunia yang dapat mengatur pemerintahnya dalam urusan keamanan, termasuk (dalam hal ini) Asosiasi Sepakbola Israel," ungkap Chief Executive IFA, Rotem Kamer, menjawab pengaduan tersebut.
Sementara itu di pihak lain, pejabat PFA bersikeras meneruskan tuntutannya dengan mendesak dijatuhkannya sanksi atas Israel.
"Kami tidak akan pernah menerima kompromi, kesepakatan atau perjanjian lagi di luar Kongres (FIFA)," ujar Presiden PFA, Jibril Rajoub.
"Jika pihak sana terus menyebabkan kami menderita, kami tak akan menggunakan kekerasan maupun senjata. Kami menggunakan langkah hukum sesuai dengan Statuta FIFA. Ini tak ada kaitannya dengan politik, ini adalah masalah olahraga," tambahnya menegaskan.
Pada Selasa (19/5) lalu, Presiden FIFA Sepp Blatter, bahkan telah coba membicarakan masalah ini dengan PM Israel Benjamin Netanyahu. Lantas sehari kemudian, Blatter ganti bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang juga didampingi oleh Rajoub.
Di kesempatan itulah, Rajoub menegaskan bahwa mereka tetap mendesak FIFA mengambil opsi sanksi atas Israel tersebut. Namun sementara itu, Blatter yang lebih cenderung pada opsi kompromi, punya ide lain berupa sebuah ajang pertandingan persahabatan antara timnas kedua negara di Zurich (markas FIFA), yang menurutnya bakal turut dihadiri Netanyahu jika jadi diadakan --meski entah kapan. [BBC]
Tindas Palestina, Israel Berpeluang Disanksi FIFA Akhir Bulan Ini
Arsito Hidayatullah Suara.Com
Kamis, 21 Mei 2015 | 06:36 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Gencatan Senjata Hari Kedua, Israel Larang Warga Sipil Mendekati 10 Desa di Lebanon, Ada Apa?
28 November 2024 | 19:05 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI